Macet Tangsel Kian Parah
Imbas Proyek Infrastruktur, Rawan Kecelakaan
SERPONG, SNOL Kemacetan di sejumlah jalan di Kota Tangerang Selatan sudah kian parah. Saking parahnya, nyaris tidak ada lagi jam-jam macet di jalur tersebut. Pagi, siang, sore hingga malam, kemacetan terus terjadi. Begitu pula di akhir pekan, kemacetan selalu menjadi pemandangan sehari-hari.
Kemacetan parah yang sudah berlangsung hampir satu bulan ini imbas dari sejumlah proyek infrastruktur yang ada di kota termuda di Banten. Seperti di Jalan Raya Serpong, kemacetan kian parah karena imbas pengerjaan proyek pembuatan gorong-gorong drainase di sepanjang jalan tersebut. Perbaikan gorong-gorong sendiri berada di sejumlah titik, seperti di sekitar Gading Serpong, Alam Sutera, BSD, dan di Jalan Rawa Buntu, Serpong. Bahkan jika sebelumnya proyek tersebut digarap di satu jalur, kini proyek sudah dilakukan di dua jalur.
“Sekarang macetnya sudah parah banget, mas. Apalagi kalau hujan, pasti lebih parah lagi,” ujar Sudirman (42), pengendara mobil pribadi yang biasa melewati jalur utama itu untuk ke kantornya di kawasan Kota Tangerang.
Salah seorang penumpang Agra Mas, Arief Noegroho (25), mengatakan, biasanya dari Cikokol menuju pintu masuk Tol BSD ditempuh selama setengah jam. “Tapi sekarang bias sejam bahkan sejam setengah. Gila banget macetnya parah banget,” pungkasnya.
Di Jalan Raya Serpong, Rawa Buntu, misalnya. Perbaikan jalan membuat sepanjang jalan Rawa Buntu arah Taman Tekno ke Serpong dan sebaliknya kerap macet parah. Kemacetan semakin parah ketika kondisi diguyur hujan. Genangan air terlihat hampir sebetis orang dewasa.
Sutrisno (40) yang bekerja di Pusat Pergudangan Taman Tekno mengaku kesal saat melintas Jalan Rawa Buntu. “Macetnya dari sebelum perempatan Tekno hingga perumahan Delatinos (BSD),” tuturnya.
Dia mengaku setiap proyek perbaikan infrastruktur jalan yang dikerjakan pemerintah selalu amburadul tanpa disertai analisa tata kota. “Sepertinya hanya sekadar kejar setoran proyek saja,” keluhnya.
Kemacetan parah juga terjadi di Jalan Raya Ciater yang tengah dilebarkan. Apalagi, di jalur tersebut pengerjaan proyek sudah lama sejak setahun yang lalu. Selain menyebabkan kemacetan, di jalan itu juga kalau siang menyebabkan polusi berdebu, sedangkan kalau hujan membuat jalan menjadi licin, bahkan tergenang banjir.
Kondisi amburadulnya yang berimbas pada kemacetan proyek perbaikan infrastruktur jalan raya juga ramai jadi perbincangan media jejaring sosial, seperti twitter dan facebook.
Komentar jalan rusak, macet dan banjir akibat buruknya sistem infrastruktur di Tangsel terlihat sinis-sinis. “Tangsel seperti bukan kota modern. Pejabatnya cuma mikirin proyek,” kicau pemilik @mahaka.
Komentar serupa juga diberikan pemilik akun @tangselku, yang berkomentar, “aneh perbaikan jlan kok beton di tengah-tengah jalan. Model jalan apa ini,” tuturnya mengacu pada Jalan Siliwangi Pamulang.
Angkot Terperosok
Selain mengakibatkan kemacetan, proyek pembuatan gorong-gorong drainase sepanjang Jalan Raya Serpong, itu juga pembawa petaka bagi pengguna jalan. Mulai dari mobil mewah sampai angkutan umum, nyungsep ke lubang galian drainase sedalam tiga meter itu.
Kecelakaan terakhir terjadi di Jalan Raya Serpong KM.7 pada Kamis (5/12) sekitar pukul 05.00 WIB. Sebuah mobil angkot 03 trayek Pasar Anyar-Serpong, jatuh ke parit gorong-gorong tersebut.
Pengemudi angkot Asep Suherlan (28) mengaku sebelum kejadian, dia tengah asyik nengok kanan kiri mencari penumpang. Di saat itulah tiba-tiba ada warga yang menyeberang. Asep terkejut dan langsung banting setir ke kiri hingga akhirnya mobil yang dikemudikannya jatuh ke lubang galian pembuatan drainase.
Nety Anggraeni (35), saksi mata yang berada di tempat kejadian mengatakan, angkot yang berangkat dari arah Serpong menuju Kota Tangerang itu, diduga karena sopir kaget ada orang yang nyeberang di hadapannya. “Sopirnya mengemudikan pelan, sambil nengok kanan kiri nyari penumpang. Karena kaget, dia banting setir ke kiri, langsung jatuh ke lubang,” tutur Nety.
Kaca angkot sebelah kiri langsung pecah, Asep sendiri terbanting ke kiri angkotnya. “Sepertinya tangan dan bahunya patah karena saat dievakuasi dia merintih enggak bisa menggerakkan tangannya,” ujarnya.
Tak berapa lama, datang petugas kepolisan untuk mengevakuasi Asep yang masih ada di dalam angkot. Selang beberapa jam kemudian, Asep berhasil dievakuasi dan dibawa ke RS As Shobirin, Serpong.
Malam harinya sebelum kecelakaan menimpa Asep, kejadian serupa juga menimpa seorang sopir mobil Mitsubishi Pajero. Mobil sport berwarna hitam itu terperosok ke dalam lubang sedalam 3 meter, namun kali ini kecelakaan terjadi di Jalan Raya Serpong dari arah Kota Tangerang menuju BSD.
“Karena malam, saya sesalkan petugas proyek tidak menutup gorong-gorong ini atau meneranginya dengan lampu. Ini sangat berbahaya,” keluh Sofiah (36) salah seorang kerabat dari sopir Pajero Sport itu.
Meski enggan menyebutkan identitas korban, Sofiah mengaku selain tidak ada penerangan menandakan ada pengerjaan, lubang yang panjangnya hampir sama seperti Jalan Raya Serpong itu juga tak dihalangi papan. Sehingga, bisa saja sewaktu-waktu baik pengendara motor maupun mobil, terperosok ke dalamnya.
“Tidak safety bagi pengendara. Lubangnya sangat dalam. Seharusnya ditutup papan atau kalau malam hari diterangi dengan lampu,” pungkas Sofiah.
Sebelumnya, Walikota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany meminta maaf kepada masyarakat atas kemacetan parah yang ada di wilayahnya akibat perbaikan infrastruktur jalan yang dilakukan Pemerintah Provinsi Banten dengan Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel). “Kami mohon maaf karena beberapa jalan di Tangsel tengah kami perbaiki dan dilebarkan,” katanya seperti dikutip okezone.com, Selasa (26/11).
Kabid Lalu Lintas Dishubkominfo Tangerang Selatan, Satrio Widiutomo mengatakan, perbaikan infrastruktur jalan yang sedang dilakukan Pemkot Tangsel dan Pemprov Banten menambah 50 titik kemacetan di kota pemekaran Kabupaten Tangerang ini.
Beberapa titik kemacetan baru seperti di Jalan Raya Serpong yang diakibatkan efek dari penggalian perbaikan drainase. Kemacetan tiap pagi hingga malam ini tidak mungkin dielakkan dan ini terjadi mulai dari Cikokol Kota Tangerang hingga memasuki BSD Kota Tangsel.
Tidak hanya di Jalan Raya Serpong, kemacetan juga terjadi di sejumlah titik lainnya. Seperti Jalan Ciater, Maruga, Siliwangi. “Titik tersebut tengah perbaikan dan pelebaran jalan, sehingga arus lalin tersendat,” ujarnya.
Dengan adanya kemacetan ini, Satrio mememinta kepada masyarakat dan pengguna jalan untuk bersabar karena kepadatan beberapa jalur akibat perbaikan jalan. (pramita/jarkasih/deddy)