Saksi Tragedi Pemandian Masih Kritis
Kejar Pelaku, Polisi Lokalisir Cigeulis
SERANG, SNOL Rudi (27), terus mengipasi Surbaiyah (56), ibunya yang tergolek lemah di ranjang perawatan UGD RSUD Serang dengan sobekan kardus bekas air mineral, Selasa (3/12). Sesekali, dia harus keluar masuk UGD karena mencari obat.
Surbaiyah sudah tiga hari ini dirawat di RSUD Serang karena dianiaya tiga pelaku pemerkosaan dan pembunuhan terhadap anak gadisnya, Fatmawati (16). Surbaiyah dianiya karena memergoki aksi keji para pelaku tersebut. Luka yang dialami Surbiyah cukup parah. Di bagian kepala terdapat sejumlah jahitan akibat bacokan yang dilakukan pelaku. Matanya juga terdapat luka lebam hingga korban tidak bisa melihat serta pipi yang membengkak. Korban pun terus mengerang karena kesakitan.
Penderitaan yang dialami keluarga Surbiyah tidak hanya penderitaan fisik, melainkan juga duka yang mendalam. Anak bungsu dari tiga bersaudara itu harus tewas dengan mengenaskan akibat dugaan pemerkosaan dan pembunuhan yang diduga dilakukan orang dekat keluarga korban. Terlebih, ibu paruh baya tersebut sudah bercerai dengan suaminya beberapa tahun lalu.
Rudi yang ditemui Satelit News kemarin menceritakan saat kejadian ia sedang berada di rumah istrinya yang kebetulan jaraknya lumayan jauh. “Saya ditelepon Rijal (adik laki-laki) kalau mamah dan Fatma (Fatmawati-korban red) ada yang membunuh, saya langsung ke rumah mamah,” ujarnya.
Rudi mengaku tidak pernah melihat gejala ganjil terhadap adik perempuan dan ibunya tersebut. Karena adik bungsunya nyaris tidak pernah memiliki persoalan dengan sesama temannya. Bahkan Fatmawati tidak pernah main keluar rumah dengan waktu yang lama. “Dia (Fatmawati-red) jarang keluar rumah, karena nemenin mamah dan suka jagain warung teteh (adik ibunya) di sebelah rumah,” urai Rudi.
Rudi juga mengaku pasrah terhadap apa yang menimpa keluarganya, namun dia berharap polisi segera menemukan pelakunya. Karena dia menduga kuat bahwa pelaku tersebut bukanlah orang lain, tetapi orang yang mengenal Fatmawati. “Kalau saya sih menduganya itu orang dekat, bukan orang jauh, karena tahu jalan ke tempat pemandian warga di kampung,” ujarnya.
Dokter jaga yang ditemui di UGD RSUD Serang tidak ada satupun yang mau berkomentar terkait luka yang dialami Surbaiyah. Mereka mengaku bukan kewenangannya untuk menyampaikan hasil rekam medis pasien. “Itu kewenangan pimpinan, coba konfirmasi dulu ke atasan,” ujar salah seorang perawatan di UGD, kemarin.
Bahkan tim forensik yang dihubungi melalui teleponnya mengaku belum menerima laporan terkait hasil rekam medis terhadap korban. “Kalau korban yang dirawat kita belum menerima, kecuali yang diotopsi kemarin,” kata dr Amran dari Forensik RSUD Serang.
Polisi Uber Pelaku
Polisi masih kesulitan mengungkap pelaku pemerkosaan, pembunuhan dan penganiayaan yang dialami Fatmawati (16), warga Desa Karyabuana, Kecamatan Cigeulis, Pandeglang. Ini karena saksi kunci Surbaiyah (56) masih kritis dan dirawat di RSUD Serang karena mengalami luka parah usai dianiaya para pelaku.
Meski demikian, untuk mempercepat pengungkapan tragedi berdarah yang terjadi pada Minggu (1/12) sore ini, polisi telah melokalisir kawasan tersebut guna menutup gerak pelaku yang diduga berjumlah tiga orang. Selain itu, aparat setempat dari mulai tingkat RT/RW, desa dan kecamatan setempat diminta koordinasi secara intensif untuk mengetahui warganya yang keluar masuk kampung tersebut.
Kasat Reskrim Polres Pandeglang, AKP Gatot Priyanto mengatakan, ibu korban yaitu Surbaiyah adalah saksi kunci dalam tragedi berdarah di lokasi pemandian sumur Cihantap itu. Namun sayang, ia belum bisa dimintai keterangannya karena masih dalam pemeriksaan tim medis RSUD Serang. “Kondisinya belum siuman dan masih kritis. Kami sangat butuh keterangannya karena ia adalah saksi utama dalam kasus ini,” kata AKP Gatot, Selasa (3/12).
Sejumlah barang bukti sudah diamankan dari Tempat Kejadian Perkara (TKP), diantaranya sebilah balok yang diduga digunakan pelaku, pakaian dan sandal korban. “Kami masih mendalami kasus ini dengan sudah memeriksa sejumlah saksi. Kami juga masih menunggu hasil otopsi jasad korban,” tukasnya.
Kapolres Pandeglang, AKBP Anwar Sunarjo mengatakan, pihaknya sudah membentuk tim khusus guna mengungkap kasus mengenaskan tersebut. Bahkan pihaknya juga menggalang koordinasi dengan sejumlah tokoh masyarakat dan aparat serta Polsek sekitar. “Kami terus berupaya melakukan langkah-langkah strategis untuk mengungkap kasus ini. Kami juga koordinasikan dengan Polda Banten,” ungkapnya.
Informasi yang dihimpun, rumah korban tidak henti-hentinya menjadi perhatian warga sekitar. Bukti kepedulian bela sungkawa terus disampaikan. Warga sekitar juga mengaku prihatin dan resah atas kejadian tersebut.
Diberitakan sebelumnya, tragedi berdarah terjadi di Kampung Marapat, Desa Karyabuana, Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang Fatmawati (16), siswi salah satu MTs tewas mengenaskan. Ironisnya, sebelum dibunuh bocah ABG itu diperkosa ramai-ramai oleh tiga pelaku. Tak hanya itu, Surbaiyah (56) ibu korban dibacok serta dianiaya oleh pelaku yang mengetahui aksi keji para pelaku. (bagas/mardiana/deddy)