Mahasiswa dan Pelajar Terinfeksi HIV/AIDS

JEMBER,SNOL Persebaran HIV/AIDS di Jember benar-benar sudah sangat mengkhawatirkan. Bukan hanya jumlahnya yang terus melonjak tajam. Persebarannya juga meluas dan sudah menembus berbagai kalangan. Termasuk kalangan mahasiswa dan pelajar.
Berdasar catatan Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Jember, hingga Oktober 2013 sudah ada 15 pelajar dan 3 mahasiswa yang positif terinfeksi HIV/AIDS. Angka mengejutkan itu disampaikan Ketua Pelaksana Harian BNK Jember Kompol Teduh T.S.W. dalam sosialisasi pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan serta peredaran gelap narkoba di aula SMA Negeri 2 Jember kemarin (29/11).
Di hadapan ratusan siswa SMA Negeri 2 Jember, Kompol Teduh menjelaskan bahaya penggunaan narkoba dan seks bebas. Salah satunya di kalangan mahasiswa dan pelajar. “Kini peredaran narkoba sudah merambah kalangan pelajar dan mahasiswa. Bahkan sudah menembus pelajar tingkat SLTP,” ungkapnya.
Mantan Kabag Ops Polres Jember itu menambahkan, mulai 2004 sampai Oktober tahun ini sudah ada 15 pelajar dan 3 mahasiswa yang terinfeksi HIV/AIDS. Dari jumlah itu, pada 2012 dan 2013 masing-masing ditemukan lima pelajar. Pada 2007, 2008, dan 2010 masing-masing ditemukan satu pelajar yang mengidap HIV/AIDS. Kemudian, pada 2006 ada dua dan 2009 ada tiga pelajar yang diketahui telah tertular penyakit mematikan tersebut.
Pihaknya telah menerima data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Jember. “Itu data dari dinkes mulai 2004 sampai Oktober 2013,” ujar perwira polisi dengan satu melati di pundak tersebut. Total, mulai 2004 sampai 2013 pengidap HIV/AIDS di Jember sudah mencapai 1.053 orang.
Dari jumlah itu, dilihat dari pekerjaannya, pengidap yang paling banyak adalah ibu rumah tangga dengan 256 orang, wiraswasta 162, PSK 159, lainnya 136, dan tidak diketahui jenis pekerjaannya 80. Kemudian buruh kasar 63, petani/nelayan/peternak 43, karyawan 41, anggota TNI/Polri 40, dan sopir 20 orang. Lalu anak pelajar/mahasiswa 18, narapidana 16, tenaga profesional nonmedis 8, seniman/aktor/perajin 5, tenaga profesional mesin 2, PNS 2, manajer 1, dan pelaut 1.
Penularan HIV/AIDS kebanyakan terjadi melalui hubungan seks bebas dan penggunaan jarum suntik bagi pengguna narkoba. “Makanya, harus jauhi seks bebas dan penggunaan narkoba,” tutur Teduh. Pihak BNK sendiri kini gencar melakukan sosialisasi pencegahan di sekolah-sekolah agar siswa tidak terjerumus dalam penggunaan narkoba dan seks bebas.
Menurut Teduh, penyalahgunaan narkoba seperti ganja, sabu-sabu, ekstasi, morfin, dan heroin sangat merugikan. Antara lain, barang-barang haram itu bisa merusak otak, ginjal, jantung, hati, peredaran darah, mata, dan gigi. “Juga bisa mengakibatkan kehilangan konsentrasi atau gangguan berpikir, menjadi bodoh, kehilangan nafsu makan. Kemudian kehilangan ingatan dalam waktu lama atau abnormal, mudah cemas, marah, takut, gembira, semangat, rileks, mengantuk, tertular HIV/AIDS, depresi, stimulan, sampai halusinasi,” paparnya.
Untuk itu, harus ada pencegahan penyalahgunaan narkoba. Antara lain dengan pemberian informasi tentang masalah narkoba dan pengadaan kebijakan tentang narkoba. Lantas mengajar dan mendukung para guru melakukan strategi-strategi pencegahan. Lalu mendidik siswa mengembangkan keterampilan untuk menolak tawaran teman sebaya dan meningkatkan peran pengawas. (jpnn)
 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.