Lima Jamaah Haji Banten Wafat

Logo HajiBesok Gelombang Pertama Pemulangan
SERANG, SNOL Lima ja­maah haji asal Provinsi Ban­ten meninggal dunia di Tanah Suci saat menjalankan pelak­sanaan Ibadah Haji tahun 2013. Para tamu Allah terse­but meninggal dunia akibat kondisi kesehatan.

“Sudah ada lima jamaah yang meninggal, mereka ra­ta-rata sakit, ada yang gagal jantung dan kelelahan karena usia,” kata Kepala Seksi Perjalanan Ibadah Haji Kantor Wilayah Kementrian Agama (Kemenag) Provinsi Banten, Chuzaemi Abidin langsung dari Arab Saudi, Kamis (17/10).
Menurut Chuzaemi, secatra umum, kondisi para jamaah haji asal banten relatif stabil dengan kondisi cuaca yang panas. Bah­kan, petugas kesehatan di setiap kloternya disiagakan 24 jam agar setiap jamaah yang mengalami sakit bisa terpantau.
“Memang kondisi kesehatan para jamaah sudah muai lelah. Tim pengendalian dan pengawasan pun juga akan terus melakukan kontrol dan turut bersama-sama jamaah,” ungkapnya.
Gelombang Pertama Pemu­langan
Jamaah haji Indonesia kemarin (17/10) mulai bergerak men­inggalkan Mina setelah mabit melaksanakan lempar jumrah. Mereka kembali ke pemondo­kan di akkah untuk menuntas­kan prosesi ibadah haji. Namun, untuk bisa kembali ke Makkah, para jamaah dibuat kerepotan mendapatkan moda transportasi.
Sejak sebelum wukuf di Ara­fah pada Senin lalu (14/10), ban­yak akses ditutup. Karena itu, untuk menuju ke pemondokan di Makkah, para jamaah harus berjalan kaki. Jarak terdekat dari maktab di Mina ke pemondokan di Makkah lebih dari 7 km. Bah­kan, mereka yang mendapatkan tempat tinggal di area Mina Ja­did bisa sampai 15 km.
Memang ada angkutan musi­man. Mulai kendaraan roda em­pat hingga ojek roda dua. Na­mun, tarifnya lumayan mahal. Berkisar antara 300 Riyal sampai 500 Riyal. Perjalanan tidak bisa normal karena macet di banyak titik. Jalanan baru akan relatif normal selepas proses mabit di Mina selesai besok. “Teman-te­man terpaksa menunggu sambil menunggu jalanan tidak macet,” kata Muhammad Thoyib, ja­maah asal Jakarta Timur, yang tinggal di pemondokan kawasan Bakhutmah.
Semula dirinya ingin kembali ke pemondokan Jumat (18/10). Namun, pihaknya memilih pu­lang lebih awal karena suasana maktab di Mina kurang nyaman untuk beristirahat atau tidur. Dia khawatir kesehatannya terganggu. Padahal, proses ritual ibadah haji masih cukup lama. Jamaah tidak bisa tertampung dalam satu kamar. “Tidur bertumpuk-tumpuk pun ru­angan masih kurang,” ujarnya.
Kondisi yang lumayan baik dialami jamaah yang ikut Kel­ompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH). “Mungkin KBIH kan sudah punya jaringan. Jadi, mer­eka dipersiapkan sejak awal. Dari pengalaman ini saya menjadi tahu banyak,” ungkap Thoyib.
Jamaah Indonesia yang sudah bergerak ke pemondokan ada­lah yang nafar awal. Mereka kemarin memadati area Jamarat untuk menyelesaikan lempar jumrah ula, wustha, dan aqa­bah hari kedua. Sebagian lagi ada yang memilih nafar tsani. Mereka baru bergerak menuju pemondokan masing-masing di Makkah hari ini (18/10). Jum­lahnya jamaah yang nafar tsani juga mencapai ribuan orang.
Karena jamaah sudah berg­erak menuju Makkah, kepadatan di Mina kini berangsur-angsur susut dan kembali bergeser ke area Masjidilharam. Duta Be­sar Indonesia untuk Arab Saudi Gatot Abdullah Mansur men­gungkapkan, kepadatan jamaah haji tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Selain kebijakan pengurangan kuota 20 persen, pemerintah Saudi juga kian memperketat gerak jamaah haji nonpermit atau jamaah ilegal. “Jumlah mereka itu sekarang relatif sedikit. Kalau sebelumnya ribuan orang,” katanya.
Mereka yang nekat dan ter­bukti melanggar aturan perha­jian itu akan dideportasi. Selain itu, yang bersangkutan tidak boleh masuk ke Saudi selama 10 tahun. Bagi penduduk setempat atau warga lokal yang kedapatan memberikan fasilitas untuk haji nonpermit itu juga kena sanksi. Mereka akan dibawa ke meja hijau dengan tuntutan satu tahun penjara serta fasilitas haji lain­nya disita. Termasuk kendaraan yang mengangkut para jamaah.
Staf Konsul Jenderal Repub­lik Indonesia (KJRI) yang akan umrah tetap harus menggunakan jasa travel. Mereka tidak bisa seperti dulu dengan hanya dik­oordinasikan KJRI Jeddah. Pe­merintah Saudi juga mulai mem­batasi ibadah haji bagi warganya sendiri sampai 50 persen dari kuota sebelumnya. Hal itu salah satunya imbas renovasi Masji­dilharam yang baru akan kelar pada 2016.
Berdasar pemberitaan salah media setempat, lebih dari 15.000 jamaah ilegal dikemba­likan karena tidak memiliki izin. Selain itu, ada 63 perusahaan tanpa izin haji ditemukan. Lalu, ada sebanyak 55 orang yang di­tuduh mengangkut jamaah haji ilegal ditangkap dan 12.200 mo­bil yang membawa jamaah haji ilegal dipulangkan.
Selepas prosesi ibadah di Mina, jamaah Indonesia akan bersiap-siap pulang kembali ke Tanah Air. Pemulangan kloter pertama dimulai besok. Di antaranya, ja­maah asal embarkasi Surabaya (SUB 1). Jamaah tidak akan transit atau menginap dulu di Jeddah, tapi langsung menuju Bandara King Abdul Aziz Jed­dah. Sebelumnya, jamaah meng­indap sehari di hotel transito.
Menteri Agama (Menag) seka­ligus Amirul Hajj Indonesia Suryadharma Ali berharap jad­wal pemulangan jamaah tidak molor. Terkait dengan hal itu, dia mewanti-wanti PT Garuda Indonesia dan Saudi Airlines. “Tulis saja, Menag warning Gar­uda. Hal sama berlaku bagi Saudi Airlines,” tegas Menag. “Pemu­langan jamaah tidak boleh lagi terlambat. Apalagi kacau balau seperti tahun-tahun sebelumnya. Kalaupun ada delay, Garuda dan Saudi Airlines harus memperha­tikan hak-hak jamaah,” katanya.
Hak jamaah itu di antaranya mendapat penginapan yang layak jika penundaan jadwal terbang di atas enam jam. Pihak maskapai juga wajib memberikan maka­nan dan minuman. (bagas/*/ca/deddy/jpnn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.