Kloter Pertama Jamaah Haji Pulang Sabtu
MEKKAH,SNOL Sebagian jamaah haji asal Indonesia menuntaskan seluruh rangkaian prosesi haji Rabu (14/9). Yakni melempar jumrah hari terakhir, melaksanakan tawaf ifadah di Masjidilharam, dan mengakhirinya dengan tahalul.
Setelah salat Subuh, jamaah dari berbagai negara bergerak dari maktab menuju Jamarat. Sesampai di Jamarat, jamaah melempar jumrah ula, wusta, dan aqabah masing-masing dengan tujuh kerikil. Setelah berdoa, para jamaah diarahkan petugas untuk meninggalkan lokasi Jamarat agar tidak terjadi penumpukan.
”Para jamaah itu mengambil nafar awal (meninggalkan Mina pada 12 Zulhijah sebelum terbenamnya matahari, Red). Sebagian besar berasal dari kloter pertama. Sebab, mereka harus segera kembali ke tanah air,” kata Kepala Daerah Kerja Makkah PPIH Arsyad Hidayat.
Pemulangan perdana jamaah haji ke Indonesia dilakukan Sabtu (17/9). Ada sepuluh kloter yang diberangkatkan dari Bandara King Abdul Aziz, Jeddah, menuju delapan embarkasi di tanah air.
”Insya Allah, pergerakan jamaah dari pemondokan ke bandara tetap menggunakan bus yang sudah di-upgrade. Pemerintah Arab Saudi mengabulkan permintaan kita agar bus-bus tua tidak digunakan untuk melayani jamaah Indonesia,” terang Kasi Transportasi PPIH Arab Saudi Subhan Cholid.
Menjelang pemulangan ke tanah air, barang bawaan di pemondokan diawasi lebih ketat. Termasuk di antaranya penimbangan berat barang bawaan dan sweeping benda-benda terlarang. Check-in langsung dilakukan di bandara.
Koper akan diperiksa pihak keamanan bandara di Jeddah. Pihak Saudi yang menentukan apakah barang bawaan itu lolos atau dilarang ikut terbang.
”Kami mengimbau jamaah menaati peraturan penerbangan. Di antaranya tidak memasukkan air zamzam ke dalam bagasi koper besar,” ucap Kepala Daerah Kerja Airport PPIH Nurul Badruttamam.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin bersyukur atas lancarnya pelaksanaan ibadah haji tahun ini. Tidak ada kendala berarti dengan masalah penerbangan dan pemondokan jamaah. Namun, dia tetap mencatat beberapa layanan yang harus mendapatkan perbaikan.
”Pelayanan di Arafah dan Mina masih perlu ditingkatkan. Bagaimanapun, puncak haji adalah Arafah. Dan kualitas pelayanan harus bisa ditingkatkan di sana agar jamaah merasa lebih nyaman saat beribadah,” tuturnya.
Lukman mencontohkan kualitas tenda dan penyejuk ruangan untuk jamaah di Arafah yang masih kurang optimal. Begitu juga halnya di Mina. Keterbatasan toilet dan kamar mandi mengakibatkan jamaah antre berlama-lama pada saat menjelang subuh.
”Kami terus berkomunikasi dengan pemerintah Saudi agar problem toilet di Mina ini bisa segera diatasi,” ujarnya. (*/c9/ca)