Rp 500 Juta Uang KPUD Dicuri

Dana untuk Honor PPK, PPSdan Pleno Penetapan Walikota Terpilih
TANGERANG, SNOL Jelang digelarnya rapat pleno penetapan walikota dan wakil walikota Tangerang terpilih, KPU Kota Tangerang dilanda musibah. Dana untuk ac­ara pleno dan honor PPK dan PPSsebanyak Rp 500 juta raib digondol kawanan peram­pok di Jalan Perintis Kemerdekaan, Baba­kan, Kota Tangerang, Rabu (4/9).
Peristiwa yang terjadi sekitar pukul 12.00 WIBini berawal saat salah seorang staf KPU Kota Tangerang bernama Muhamad Ali usai mengambil uang sebanyak Rp 500 juta di Bank Bank Jabar Banten (bjb) Modernland menggunakan kendaraan operasional KPU jenis Toyota Kijang B1424 CQ.
“Waktu sampai di depan lampu merah Unis, saya merasa ban belakang bocor. Be­nar saja, ketika dicek ban belakang sebelah kiri sudah kempes. Kemudian saya langsung menepikan mobil di depan halte sesudah
perempatan Unis di Jalan Per­intis Kemerdekaan,” kata Mu­hamad Ali kepada Satelit News di lokasi kejadian kemarin.
Namun karena seorang diri, Ali kemudian menghubungi te­man kantornya, yaitu Yuda dan Mulyadi untuk membantunya mengganti ban. Beberapa saat kemudian, kedua rekannya da­tang dan langsung membantu untuk mengganti ban.
Saat mereka mengganti ban, tiba-tiba muncul dua orang den­gan menggunakan motor jenis Yamaha Vixion. Salah satunya kemudian turun dan membuka pintu kanan mobil dan langsung mengambil tas ransel berisi uang Rp 500 juta yang tersimpan di bawah jok belakang.
“Kejadiannya sangat cepat, dalam hitungan detik. Ketika mendengar ada yang buka pintu mobil, saya sempat berteriak, na­mun kedua pelaku yang menggu­nakan jaket dan helm berwarna gelap langsung kabur,” ujarnya.
Imam, saksi mata yang ada di lokasi kejadian mengaku melihat salah satu orang perampok yang mengambil uang tersebut. “Sep­englihatan saya, perampok itu ciri-cirinya tinggi besar, berkulit gelap serta rambutnya gondrong. Kedua pelaku sempat oleng ke­tika mencoba kabur, karena saat itu kondisi lalu-lintas sedang ra­mai,” katanya.
Yuda, staf KPU Kota Tangerang yang ikut membantu mengganti ban curiga pelaku sudah membuntuti temannya sejak dari bank, karena pelaku ini mengetahui persis letak tas ransel berisi uang Rp 500 juta tersebut. “Saya menduga pelaku sudah membuntuti teman saya se­jak dari bank. Kalau tidak, mana mungkin pelaku tahu persis letak uang. Lagipula seingat saya, sebe­lum mengganti ban, saya cek pintu bagian kanan terkunci,” katanya.
Kapolres Metro Tangerang, Kombes Pol Riad mengaku be­lum mengetahui secara detail terkait peristiwa tersebut. Namun pihaknya sudah memerintahkan petugas indentifikasi Polrestro Tangerang untuk melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). “Ya, saat ini masih dalam penye­lidikan. Nanti kalau sudah leng­kap kronologis serta datanya akan saya sampaikan,” pungkasnya.
Tolak Pengamanan Polisi
Sekretaris KPU Kota Tangerang, Ahmad Syafei men­jelaskan, dana tersebut sedianya akan dipergunakan untuk biaya operasional KPU untuk bulan ini. “Ya untuk bayar honor PPK, PPS, termasuk juga buat biaya pleno pada 6 September nanti,” terang­nya kepada wartawan kemarin.
Dia juga menambahkan, per­istiwa itu memang baru per­tama kali menimpa KPU Kota Tangerang. “Biasanya memang selalu sendiri,” jelasnya.
Namun dia pun tak memung­kiri kalau stafnya menolak ban­tuan pengawalan oleh aparat ke­polisian. “Tapi dulu juga sempat ngambil Rp 700 juta tidak ada terjadi apa-apa,” terangnya.
Tindakan apa yang akan di­lakukan usai kejadian tersebut? Ahmad mengaku akan melapor ke Walikota. “Tadi sudah me­nelepon Pak Sekda, tapi dibilang yang penting lapor polisi dulu, soal ke depannya seperti apa kita lihat nanti,” tegasnya.
Sementara sejumlah aparat kepolisian yang menjaga kantor KPU juga menyesalkan kejadian itu. “Tadi sudah ditawari untuk dikawal, tapi tidak mau. Kan tidak mungkin juga dipaksa­kan,” ujar salah seorang anggota kepolisian tersebut.
Perwira Pengendali (Padal) Polrestro Tangerang, AKP Su­hatur Tribudi juga berpenda­pat serupa. “Padahal kita ini me­mang ditugaskan di sini (bank). Silahkan dimaksimalkan kehad­iran anggota. Kalau sudah begini kejadiannya bagaimana?,” sesal­nya. (kiki/made)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.