Senin, Adik Bupati Lebak Diperiksa Kasus Penganiayaan

LEBAK, SNOL Polres Lebak menjadwalkan pemeriksaan adik Bupati Lebak Mulyadi Jayabaya, Sumantri Jayabaya dalam kasus dugaan penganiayaan terhadap tiga pekerja PTPN VIII Cileles pada Senin (2/9) nanti.
Kepastian pemeriksaan Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) ini berdasarkan gelar perkara yang dilakukan Polda Banten dan Polres Lebak di Aula Mapolres Lebak, Rabu (28/8).
Hadir Wakil Pengawasan dan Penyidikan (Wak Wasidik) AKBP Supangkat, Bid Propam, Kasubdit Waprov Kompol Motoridi, Kapolres Lebak AKBP Mulia Nugraha, Kasatreskrim Polres Lebak AKP Wiwin Setiawan serta beberapa anggota penyidik dari Polres Lebak.
Gelar perkara yang dilaksanakan sekitar satu jam yang dimulai pukul 11.00 WIB tersebut tertutup bagi media. “Berdasarkan rapat gelar perkara kita tadi (kemarin-red) dengan lima anggota dari Polda Banten, pemeriksaan kepada yang bersangkutan (Sumantri Jayabaya) akan kita lakukan pada Senin pekan depan,” kata Kasatreskrim Polres Lebak, AKP Wiwin Setiawan.
Dari hasil gelar perkara dan berdasarkan pemeriksaan saksi-saksi serta hasil VER (visum et refertum) dari RSUD dr Ajidarmo Rangkasbitung penganiayaan itu benar-benar terjadi.
“Alasan Polres melakukan pemeriksaan pada Senin (2/9) nanti karena para anggota Polres Lebak termasuk tim yang akan menyelesaikan kasus tersebut disibukkan dengan persiapan pengamanan pemilihan Pemilukada Lebak tanggal digelar 31 Agustus nanti,” ujarnya.
Dari bukti-bukti yang telah dikumpulkan, apakah Sumantri akan menjadi tersangka dalam kasus dugaan penganiayaan tersebut, Wiwin enggan berkomentar banyak. “Penetapan tersangka akan kita lakukan setelah kita memeriksa terduga pelaku penganiayaan,” tegasnya.
Kapolres Lebak AKBP, Mulia Nugraha sebelumnya mengatakan, pihaknya sudah memeriksa satu saksi lagi dari warga yang diduga melihat kronologis kejadian tersebut.
“Total saksi yang sudah kami periksa lima saksi. Masing-masing tiga saksi korban dan dua saksi dari warga setempat,” ungkapnya.
Sumantri Jayabaya meminta persoalan tersebut tidak dibesar-besarkan. Ia khawatir dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab apalagi Kabupaten Lebak saat ini akan melakukan Pemilukada.
“Saya rasa persoalan ini terlalu dibesar-besarkan. Seandainya saya kencing sambil berdiri saja jika dilihat orang mungkin masuk berita heboh juga,” kilahnya. (ahmadi/eman)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.