Labil, 10 Km Tanah di Jalur Tol Tangerang-Merak

TANGERANG, SNOL Pengelola jalan tol Tangerang-Merak, PT Marga Mandala Sakti, mewaspadai terjadinya retakan lain menyusul munculnya retakan sepanjang 50 meter di KM 38 Balaraja arah Jakarta.

Kewaspadaan ditingkatkan karena jalan itu berada di atas tanah berkontur labil atau soft soil. “Soft soil-nya sekitar 10 kilometer dari 72 kilometer panjang jalan tol,” ujar juru bicara PT Marga Mandala Sakti, Indah Permanasari, Kamis (6/6).

Indah tidak mau berspekulasi, apakah kontur tanah yang labil tersebut yang menyebabkan retakan di jalan tol itu. “Untuk menemukan korelasinya, saat ini sedang diteliti ahli geofisika,” katanya.

Retakan sepanjang 50 meter di lajur arah Jakarta ini menyebabkan kendaraan berat, seperti bus, truk, dan container, tidak bisa melintas dan dialihkan ke luar tol Balaraja Barat dan masuk kembali melalui tol Balaraja Timur.

Butuh waktu 2-3 minggu ke depan untuk menyelesaikan proses perbaikan tersebut. “Makanya kami alihkan kendaraan berat untuk tidak melalui retakan itu untuk mengantisipasi kemungkinan buruk yang terjadi,” katanya.

Jalur tol yang retak berada di lajur lambat dekat bahu jalan arah Jakarta. Untuk sementara, hanya satu lajur yang digunakan dan khusus kendaraan kecil sejenis sedan dan minibus.

Meski tidak parah, antrean kendaraan cukup panjang sekitar 500 meter hingga 1 kilometer. Untuk kendaraan besar harus ke luar tol Balaraja Barat dan melalui jalur arteri, yaitu Jalan Raya Serang-Pasar Balaraja, lalu kembali masuk ke gerbang tol Balaraja Timur.

Salah satu petugas proyek jalan tol, Erik menduga retaknya dan amblasnya jalan tersebut karena banyaknya kendaraan yang melebihi tonase.

“Diduga penyebabnya karena labilnya kontur tanah di sekitarnya, dampak dari rembesan Kali Cimanceri. Serta beberapa meter tanah di sekitar lokasi amblas sedang dikupas karena ada proyek galian pipa gas negara yang dalamnya kurang lebih sepuluh meter. Atau bisa juga dampak dari pengupasan aspal untuk pelebaran jalan, lebih jelasnya masih diselidiki,” kata Erik.

Presiden Direktur PT Marga Mandala Sakti (MMS), Wiwiek D. Santoso mengungkapkan, keretakan yang terjadi tidak seperti retak gempa. Itu terjadi secara perlahan karena lokasi tanah di Km 38 itu tanahnya lunak.

“Jalan tersebut kami beri cerucuk dan karung karung pasir untuk mencegah longsor sambil dipelajari apa sebabnya,” imbuhnya. (aditya/tmp/deddy/jpnn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.