Gugup, Deputi Kemenpora Tinggalkan Tas Kerja Usai Diperiksa
JAKARTA,SNOL Hampir delapan jam lamanya Deputi V bidang Harmonisasi dan kemitraan Kemenpora, Lalu Wildan, dimintai keterangan oleh penyidik KPK.
Dia dimintai keterangan sebagai saksi korupsi proyek pembangunan Pusat Pendidikan Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON), di Hambalang, Bogor.
Usai digarap, Wildan kelihatan gugup menghadapi wartawan. Dia menutupi wajahnya sambil berlari menuju mobil jemputannya, Toyota Camry warna hitam bernomor polisi B 8511 QU yang sudah menanti di luar gedung KPK. Saking gugupnya sampai-sampai tas miliknya tertinggal. Untungnya, masih ada ajudan yang membawakannya.
Sebelum masuk mobil, Wilda membenarkan dirinya adalah Deputi Kemenpora. “Iya, benar, saya Deputi Kemenpora,” kata dia sekenanya.
Saat ditanya apa saja yang dikorek penyidik dari pemeriksaannya, Wilda pun ngeles. Dia berkilah dalam pemeriksaan yang dilakukan sejak pagi dirinya hanya ditanyakan kapan bergabung ke Kemenpora.
“Saya sempet ditanya , apa saya masuk kantor pada bulan Januari? Ya saya bilang benar, saya masuk pada bulan Januari itu,” ucap Wilda panik, seraya menyatakan hanya satu pertanyaan itu saja yang ditanyakan penyidik.
“Hambalang sudah masa lalu,” imbuhnya.
Soal pertemuan di Hotel Arcadia, Wildan mengaku tidak ditanyakan penyidik. Kendati begitu, dia terangkan, dalam pertemuan ada orang yang minta ke Menpora Andi Mallarangeng untuk menambah anggaran Wisma Atlet dari awalnya sebesar Rp 125 miliar. “Tapi saat itu menteri tidak setuju,” demikian Wildan tanpa menyebut siapa yang meminta.
Saksi lain, Iim Rohimah yang keluar 10 menit setelah Wildan, menutup rapat mulutnya. Dikawal dua orang, Iim yang mengenakan kemeja putih dan jilbab hitam langsung kabur dengan mobil Kijang Innova hitam. Iim adalah mantan Sekretaris Pribadi (Sekpri) Andi Alifian Mallarangeng.(dem/rmol)