Harga Tanah di Serpong Terus Melangit
TANGERANG,SNOL Harga tanah di kawasan Serpong, Tangerang terus melangit. Salah satu pemicunya adalah pasokan tanah di Jakarta sudah habis.
Managing Director Corporate Strategy & Services Sinarmas Land, Ishak Chandra menyatakan, harga tanah untuk tempat tinggal di Serpong sudah mencapai Rp 10 juta/meter per segi. Sementara untuk mal atau properti komersil lainnya adalah Rp 15 juta/ meter persegi.
“Tanah di Serpong paling cepat. Di Jabodetabek, Serpong paling banyak. Pertumbuhan banyak di Serpong karena tanah di Jakarta sudah tak ada,” ujar Ishak.
Dikatakan Ishak, saat ini bisnis properti di Asia termasuk Indonesia masih kinclong. Harga tanah dan tempat tinggal, maupun kawasan komersil masih cukup menarik dan naik tinggi di Indonesia.
Ishak yakin jika banyaknya pembangunan dan pertumbuhan properti yang terus meningkat tidak akan menyebabkan terjadinya gelembung (bubble) di Indonesia khususnya Jakarta.
“Itu harus diantisipasi. Lebih prudent saja. Kita meminimalisir yang beli di Sinarmas, jangan terlalu banyak loan (kredit). Semua developer harus punya antisipasi,” kata dia.
Sementara itu, Direktur Marketing PT Cowell I Development Tbk, Novi Imelly mengatakan meningkatnya harga tanah di Serpong tersebut turut mendongkrak tingginya harga perumahan.
Menurut Novi, harga perumahan di Serpong menjadi daerah yang paling tinggi mengalami peningkatan setiap tahunnya, terlebih dengan adanya rencana pembangunan Tol Serpong-Balaraja.
Dia mencontohkan, di perumahannya yang ia bangun saja yakni di salah satu cluster Perumahan La Verde Layang berlokasi di kawasan strategis di Central Business District (CBD) Serpong, Tangerang Selatan. Pada bulan Oktober tahun 2012 lalu harga yang ditawarkan hanya Rp 250 juta kini harganya telah mencapai Rp 600 juta.
Senior Associate Director Office Service Colliers International Indonesia, Sutrisno R Soetarmo, menjelaskan tingginya harga tanah dan perumahan di wilayah Serpong, karena adanya ada tiga pengembang besar masuk ke sana.
Masuknya pengembang besar di Serpong, kata Sutrisno, membuat wilayah ini mengalami booming properti mulai 2011 lalu. Otomatis, kata dia, harga tanah diikuti melambungnya harga-harga rumah di Serpong hingga 50 persen setiap tahunnya. “Faktor pengembang besar ini sangat signifikan pengaruhnya. Reputasimya dalam membangun perumahan mendongkrak peningkatan harga tanah dan perumahan,” pungkasnya.(hendra)