Una Kaftan, Tembus Pasar Fashion Internasional Lewat Online
Butuh dua tahun bagi Una Ratna untuk meyakinkan dirinya mampu berwiraswasta. saat rasa jenuh dengan pekerjaannya sebagai sekretaris bank swasta memuncak, akhirnya dia memutuskan bisnis pakaian online. Kini produknya menembus pasar mancanegara.
Dimulai pada 2011 lalu, kini industri rumahan Una Kaftan yang berlokasi di kawasan Karang Tengah sudah mampu menembus pasar internasional. Tak kurang dari 11 negara sudah disambangi oleh produk fashion ini.
“Perlu waktu cukup lama untuk mengubah mindset dari seorang pekerja menjadi seorang wiraswasta. Setelah yakin bisa saya berpikir untuk memulai usaha dengan berjualan baju online yang saat itu sedang trend. Dan hasilnya cukup baik,” ungkap Una saat ditemui Satelit News, Rabu (27/2) di acara Tangerang Expo 2013.
Menggeluti bisnis pakaian via online membuat pangsa pasarnya menjadi sangat luas. “Jika jangkauannya hanya lokal, persaingannya sangat ketat sekali. Akhirnya saya putuskan untuk mencoba memasarkan produk saya ke luar negeri,” kata dia.
“Awalnya sih cuma cari-cari grup jual beli online yang ada di Asia dan Eropa, seperti Singapura, Malaysia, Australia, Thailand, Kanada, dan lain-lain. Ternyata respon mereka luar biasa. Sangat antusias,” tuturnya.
Bermula dari modal awal Rp 5 juta, kini omset Una Kaftan mencapai puluhan juta setiap bulannya. ”Kalau usaha sih yang penting tekun, ulet dan kita suka dengan apa yang kita kerjakan,” ucapnya.
Menurut Una, keunggulan produknya terletak pada harga yang sangat terjangkau dengan kualitas terjamin. “Saya tidak pernah membeda-bedakan antara penjualan di dalam negeri atau pun di luar negeri. Jadi, misalnya satu baju kaftan saya jual seharga Rp 65 ribu di Indonesia, maka harga tersebut juga berlaku sama di negara lain. Bedanya hanya di ongkos kirim dan pengenaan pajak,” tandasnya.
Seluruh proses pengerjaan baju-baju kaftan tersebut semuanya dikerjakan di Tangerang. Pembelian bahan baku di kawasan Cipadu Tangerang. Proses penjahitan memanfaatkan tenaga para penjahit yang ada di Tangerang.
“Saya lebih memilih mempekerjakan tukang jahit yang langsung yang berikan bahan dan desainnya. Selain lebih hemat anggaran, teknik seperti ini juga malah akan menjadi tambahan tersendiri bagi para tukang jahit. Karena, tidak akan banyak menyita waktu mereka,” jelasnya
Kini, Una Kaftan sudah mampu mengirim hampir satu kontainer dalam satu minggu baju-baju hasil produksinya yang akan didistribusikan ke berbagai negara.(kiki/hendra)