Uji Nyali ala Komunitas RTC Extreme

Menyukai hal-hal berbau tantangan adalah salah satu alasan mengapa tidak sedikit orang bergabung dalam komunitas ini. Maklum saja, anggota komunitas ini tidak hanya sekadar menyalurkan hobi, tapi juga ditantang nyalinya.
Ya, komunitas ini adalah BMX Extreme. Keberadaan Komunitas BMX Ekstrem hadir tak cuma untuk berolahraga sepeda saja, tetapi cocok buat uji ketangkasan sekaligus uji nyali. Di Banten sendiri keberadaan komunitas ini relatif jarang.
Pun termasuk di Kota Serang. Meski banyak freestyler, namun tidak semua bisa membuat komu-nitas ekstrem. Salah satu faktor penyebabnya adalah minimnya fasilitas dan dukungan dari pemer-intah. Sementara jika komunitas atau masyarakat biasa sangat kesulitan karena mahalnya sarana berupa big quater dan jumpbox yang harus disediakan.
Komunitas BMX Extreme di Kota Serang yang mulai eksis tahun 2000- an adalah RTC Extreme. Meski sarana dan fasilitas yang dimiliki belum memadai, namun komunitas BMX Extreme ini sudah mampu meraih juara baik dalam ajang lokal maupun nasional bahkan internasional.
Ade Nurhidayat salah satu anggota komunitas BMX RTC Extreme mengaku, senang dengan kegiatan sepeda BMX nya. Sebab, selain sebagai gaya hidup, kegiatan ini juga bagian dari olahraga yang menyehatkan tubuh. Beberapa kali dirinya pernah mengikuti perlombaan, mulai dari lokal hingga nasional.
“Kegiatan BMX ekstreme ini sudah jadi trend di kalangan anak remaja di kota-kota besar, seperti Bandung, Surabaya. Dan di Serang juga perkembanganya sudah mulai bagus,” ujar Ade saat ditemui beberapa waktu lalu.
Namun menurut Ade, di Kota Serang, pembinaanya berbeda dengan daerah lain. Sebab mungkin saja, belum menonjolnya olahraga ekstrem bersepeda ini, sehingga pemerintah tidak menyediakan sarana. Padahal, olahraga ini sangat berpotensi dalam menaikkan gengsi olaharaga ekstrem.
“Kita berlatih seadanya, karena tujuan kita hanya hobi. Jadi tidak berharap besar ada sarana yang disediakan pemerintah, kita hanya minta tidak dilarang berlatih di alun-alun dan stadion Maulana Yusuf saja sudah syukur,” ungkapnya.
Berbeda dengan Ade, anggota lainnya Beny mengikuti komunitas BMX karena tertarik dengan gaya bersepeda BMX yang dinilai memiliki kebebasan berekspresi layaknya mereka menari dengan sepeda. Para freestyler begitu santai memutar-mutar sepeda dengan berbagai gaya sesuai dengan penampilan mereka sehingga terkesan trendy, gaul dan muda. “Senang aja bisa gabung dengan komunitas BMX bisa main bareng terutama dalam gaya BMX ekstremnya, yang paling saya suka,” ujar Beny.
Tidak semua pesepeda memiliki keahlian sama dalam gaya ekstereme nya sehingga dibutuhkan waktu untuk belajar minimal tiga bulan. “Sebenarnya relatif, semua orang yang bisa bersepeda asal mau berlatih, bisa menggunakan BMX,” katanya.
Anggota BMX Extrem, dalam beraksi bisa menggunakan banyak gaya/style. Tapi perlu diketahui, mereka tidak bergaya secara asal-asalan lantaran setiap gaya merujuk kepada ketentuan yang dipraktekkan ataupun yang sedang berkembang.
Beberapa bocoran style BMX yang banyak dipraktekkan adalah, Bunny Hop, Tail Whip, No Hand, X-up, Baar Spin, Funky Chiken, Back Flip dan sebagainya. Di antara berbagai gaya tersebut, Back Flip merupakan gaya yang paling sulit untuk dipraktekkan. Kesulitannya itu karena harus mutar sepeda ke arah belakang, seperti salto. Namun meski setiap style memiliki tingkat kesulitan, para freestyler selalu berupaya untuk bisa menambah keahlian.
Para freestyler lebih banyak bermain di tempat yang datar, mereka juga mencoba melakukan be-berapa lompatan ekstrem hingga melayang di udara. Bermain di tempat datar di sebut dengan istilah (flat land). Di dalam BMX ada beberapa tipe permainan, di antaranya Flat Land (di tempat datar), Street dan Jumper. Untuk Street dan Jumper lebih bermain di ramps. Memilih bermain di Flat Land, tentunya jenis sepeda yang mereka pilih juga harus terkondisi dengan hal tersebut.(bagas/made)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.