Mundur, Kader Nasdem Sobek-Sobek KTA
SERANG, SNOL Kaos bergambar logo Partai Nasdem serentak dilepas. Kartu anggota pun dirobek dan kemudian dilempar ke udara oleh puluhan orang sambil berteriak “kami mengundurkan diri”.
Begitu yang terekam dalam deklarasi pengunduran diri mantan petinggi Partai Nasdem Banten, di Rumah Makan S Rizki, Kota Serang, Senin (18/2).
Yandra Doni, salah seorang mantan pentinggi DPW Nasdem Banten mengatakan, ada banyak pergeseran garis perjuangan Partai Nasdem dari cita-cita awal. Dia juga menyindir sedikit tentang pengambilalihan Ketua Umum DPP Nasdem oleh Surya Paloh beberapa waktu lalu. Menurut Yandra Doni, hal itu jelas menunjukkan tidak adanya etika politik di Nasdem.
“Dimana restorasi yang dulu didengungkan itu. Kalau memang mau jadi ketua umum, kenapa tidak dari dulu. Atau tempuhlah melalui proses yang elegan,” kata Yandra.
Hal yang sama disampaikan Ketua Dewan Penasehat DPW Partai Nasdem Banten, Syihabudin. Menurutnya, Partai Nasdem sudah tidak sesuai dengan apa yang ia pahami dulu. Cita-cita restorasi sudah tidak ada. “Intinya kami sudah tidak nyaman. Dan Mulai saat ini (kemarin, red) saya dan kami semua mengundurkan diri dari Nasdem,” ujarnya.
Yang paling menarik adalah mantan Sekretaris DPW Partai Nasdem, Titik Kholawiyah. Sebab dia menjadi satu-satunya wanita di deretan mantan petinggi Nasdem yang mundur itu. Hal lainnya, Titin tampak berkaca-kaca saat menyatakan pengunduran dirinya. “Jelas saya sedih, sebab selama ini saya kerja siang malam agar Nasdem lolos verifikasi,” akunya.
Dia menambahkan, sebelum bergabung dengan Nasdem dia belum pernah berpolitik. Jargon restorasi membuatnya ingin masuk. “Saya punya cita-cita besar. Namun belakangan banyak masalah, DPP abai ter-hadap persoalan yang ada di Banten,” pungkasnya.
Meski tidak tersurat, namun Titin mengiyakan bahwa sepeninggalan almarhum Syam Rahmat, Partai Nasdem Banten seperti kehilangan arah. Semuanya ingin tampil namun tidak punya cara untuk menyatukan dan mencari solusi. “Maka kemudian muncul keakuan masing-masing,” tandasnya.
“Kami merasa terdzolimi secara politik baik oleh DPP, DPW maupun pejabat-pejabat ormas Nasional Demokrat. Kami tidak ada pilihan lain kecuali mundur dari Partai NasDem. Partai NasDem nyata-nyata tidak pernah memiliki ideologi restorasi,” kata dia.
Menurut Titi, pasca-kongres Partai NasDem beberapa waktu lalu terjadi pergantian pengurus inti di tubuh DPW Banten. Banyak orang-orang baru tiba-tiba menduduki kursi penting termasuk diantaranya H. Wawan Iriawan sebagai Ketua DPW Partai NasDem Banten.
Titi menilai pergantian ini sebagai bentuk penghinaan pada pengurus lama yang telah bekerja keras menghantarkan NasDem sebagai peserta pemilu 2014. Ditambah lagi sikap para pengurus baru yang otoriter dan tidak demokratis.
“Sikap ketua DPW H. Wawan Iriawan sebagai orang baru yang bergaya preman, suka mengancam bahkan melakukan pemecatan tanpa alasan-alasan yang jelas semakin menjauhkan partai dari cita-cita restorasi,” ujarnya.
Sikap otoriter juga menular ke tingkat pengurus DPD. Seperti yang terjadi di Kabupaten Lebak dimana sebuah pleno kecil dapat kewenangan besar untuk memecat sekretaris DPD. Padahal, menurut Titi, nyata-nyata sang sekretaris itu telah berjasa banyak dalam meloloskan partai dari verifikasi KPU.
“Kami semakin bertanya, apakah yang dilakukan ini demi kepentingan partai atau syahwat sekelompok orang yang ingin mengelabui rakyat banyak?” tandas Titi.
Menanggapi hal itu, Pelaksana tugas (Plt) Ketua Nasdem Banten, Wawan Iriawan menyatakan tidak akan terpengaruh atas mundurnya para kader teras Nasdem itu. Menurutnya, pindah atau tidak adalah hak individu yang harus dihormati. “Walau bagaimanapun, saya mengapresiasi mereka karena sudah bekerja keras untuk Nasdem,” kata Wawan seraya membantah adanya kubu-kubu di tubuh partai. “Tidak ada, kita tetap solid,” pungkasnya.(bagas/k11/bar/ igo/deddy//jpnn/bnn)