Retno Palupi Noya, Pendiri Taman Bacaan dan Sekolah Gratis di Dadap Serpong
Jika menyebut nama Andy F. Noya, siapapun mengetahui dia yang melambung namanya lewat acara talk show disalah satu stasiun televisi swasta. Tapi tahukah anda, dibelakangnya ada wanita cantik berhati mulia yang memiliki sifat yang sama dengan sang suami. Dia adalah Retno Palupi (50), bersama sang suami dia pun mendirikan Taman Baca yang letaknya diperkampungan. Awalnya, Upik, panggilan akrab istri Andy F.Noya itu hanya ngobrol iseng dengan sang suami. “Obrolan ngopi biasa, kayanya kok bagus ya kalau kita mendirikan sekolah atau taman bacaan gratis di Kampung Dadap,” ujar Upik mengawali ceritanya.
Dari obrolan ringan sore itu, ternyata menjadi impian terpendam dia dengan sang suammi. Kampung Dadap Kelurahan Rawa Buntu Kecamatan Serpong Kota Tangerang Selatan dipilih Upik sebagai lokasi utamanya. Alasannya simple, Jaraknya hanya satu kilo meter dari rumah dan masih banyak anak dan remaja yang harus dibantu untuk bersekolah. Itu menguatkan Upik untuk menekuni impiannya tersebut.
Aktifitas Upik dan Andy yang selalu jalan pagi kekampung tersebut membuat pasangan romantis ini mempunyai waktu banyak untuk mengobrol ringan dengan para warga disana. “Sehingga itu menjadi kesempatan kami menularkan kecintaan terhadap buku bacaan kepada mereka,” kata Upik.
Menurutnya, Upik melihat ada perkampungan dan permukiman di dekat rumahnya di Anggrek Loka BSD, yang juga membutuhkan taman bacaan dan perpustakaan. Sehingga, sejak mempunyai keinginan terpendam itu satu persatu usaha dia lakukan bersama sang suami. Mulai dari menyisihkan penghasilan, mengumpulkan buku bacaan pribadi, hingga akhirnya berkat usaha yang didorong keluarga dan masyarakat, dua tahun lalu akhirnya impian pun terwujud. Taman bacaan sekaligus sekolah gratis pun didirikan diatas lahan 300 meter persegi pada tahun 2010.
“Sedikit demi sedikit kami mulai membangun, walaupun tidak sebagus seperti sekolah pada umumnya, tapi saya dan suami bersyukur bisa membantu masyarakat pra-sejahtera dalam masalah pendidikan disini,” ujar wanita yang tinggal di Anggrek Loka BSD bersama keluarga harmonisnya.
Upik menamai taman baca dan sekolah gratis tersebut dengan Yayasan Rama-Rama. Disana dijadikan pusat kegiatan belajar masyarakat yang aktif memberdayakan masyarakat di sekitar kampung tersebut. Upik menjadikan yayasan tersebut non profit atau tidak mencari keuntungan sama sekali di dalamnya.
TBM ini diharapkan bisa memenuhi kebutuhan anak-anak prasekolah, taman kanak-kanak, SD, SMP, dan SMA. Bahkan bersama Bidang Pendidikan Luar Sekolah Dinas Pendidikan Kota Tangsel merencanakan untuk menjadikan tempat tersebut sebagai pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM).
“Nantinya pihak Dinas Pendidikan akan membantu membuat kurikulum dan menyumbangkan tenaga pengajar, serta memberikan supervisi untuk kegiatan pendidikan anak usia dini, termasuk paket belajar A, B, C, dan seterusnya,” jelas Upik.
Sehingga, Upik bersama tim pun bisa membantu masyarakat pra-sejahtera untuk tetap bisa belajar dan bersekolah. Tidak sampai dipendidikan formal saja, seringkali Upik dan Andy pun turun langsung memberikan motivasi minat baca, sehingga pendidikan formal mereka pun tetap tinggi.
“Sesekali saya juga mulai mengajarkan keterampilan. Seperti demo masak untuk ibu rumah tangganya dan memberikan kesempatan pada masyarakat sekitar untuk turun menjadi sukarelawan,” jelas Upik.
Hingga dua tahun berdirinya yayasan tersebut, Upik bersyukur, berhasil membuka mata masyarakat di Kampung Dadap, Rawa Buntu Serpong kalau membaca itu adalah kegiatan penting. Dengan demikian, ketidak mampuan ekonomi tidak akan menghalangi langkah masyarakat untuk cerdas.
“Bersama masyarakat dan keluarga, saya akan terus majukan Yayasan Rama Rama ini terus kedepan. Sehingga semakin banyak lagi anak bangsa yang cerdas,” tutupnya. (pramita/jarkasih)