3 Pleton Polisi Masih Siaga di Lontar

SERANG, SNOL Sehari pascabentrok, kondisi Desa Lontar, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang masih mencekam. Hingga kemarin (3/9), Polda Banten belum menarik puluhan anggota pengendali massa (Dalmas) dan anggota Brimob yang disiagakan pascainsiden yang menyebabkan seorang nelayan mengalami luka tembak itu.
“Mereka (anggota polisi, red) akan tetap berada disana, sampai situasi betul-betul kondusif,” tegas Kapolda Banten Brigjen Eko Hadi Sutedjo, Senin (3/8).
Menurut Jenderal bintang satu ini, pihaknya sangat menyesalkan aksi anarkis yang belakangan kerap terjadi di wilayah itu. Terlebih bentrokan yang kerap terjadi antara masyarakat Desa Lontar dengan anggotanya yang bertugas melakukan pengamanan. “Ya, itu sangat saya sesalkan,” katanya.
Disinggung tentang hasil pemeriksaan dugaan luka tembak yang dialami salah seorang nelayan bernama Mustaya (36), warga Desa Lontar, Kecamatan Tirtayasa, Kapolda mengaku belum mendapat laporannya. Namun begitu, pihaknya memastikan penyelidikan kasus itu terus berjalan. “Belum ada laporan, apakah korban betul tertembak atau bukan belum bisa dipastikan,” katanya.
Sebagaimana diketahui, Minggu (2/8) pasca insiden terjadi sedikitnya tiga peleton anggota polisi diterjunkan ke Desa Lontar. Sekitar pukul 17.52 dua unit mobil pengendali massa (Dalmas) yang mengangkut puluhan anggota polisi atau sebanyak dua peleton. Tak hanya itu, bersamaan dengan itu, satu unit Barakuda dan empat unit sepeda motor Satbrimob juga tiba di Desa Lontar. Sekitar pukul 19.47 satu unit bus Satbrimob yang mengangkut satu peleton pasukan juga memasuki kampung nelayan tersebut, disusul mendaratnya Kapal Polair Polda Banten sekitar pukul 21.49 WIB.
Sementara Direktur RSUD Serang, Agus Gusmara mengatakan, dari hasil laporan yang diterimanya dari dokter jaga unit Gawat Darurat (UGD) dan dokter spesialis radiologi, tidak ada proyektil yang bersarang di tubuh Mustaya. Karena itu pihaknya belum bisa memastikan apakah korban terkena tembakan atau bukan.
“Belum jelas luka tembak atau bukan. Kalau luka tembak ada luka masuk dan luka keluar. Hasil rongent juga negatif. Tidak ditemukan apa-apa termasuk proyektil yang bersarang. Apa mungkin itu peluru karet, saya juga tidak tahu,” ungkap Agus singkat.
Dihubungi terpisah, sejumlah anggota DPRD Kabupaten Serang meminta Pemkab segera menyelesaikan akar persoalan penambangan pasir di perairan Lontar, Kecamatan Tirtayasa. Tindakan penghadangan ratusan nelayan yang berbuntut dilepaskannya tembakan peringatan oleh satuan Polair adalah hanya imbas dari persoalan awal.
“Pemkab harus mengakomodir kepentingan masyarakat. Jangan hanya demi keuntungan sepihak, pemkab akhirnya mengabaikan keinginan masyarakat,” ungkap Abdul Muhyi, Anggota Komisi I DPRD Kabupaten Serang, Senin (3/9).
Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Serang, Ubaidillah meminta pemerintah daerah bertindak mengambil langkah tegas untuk mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan, dengan adanya tindakan anarkis baik itu dari pihak kepolisian maupun dari warga.
“Seperti kasus yang terjadi di Pulau Panjang. Sekarang kegiatan penambangan pasir disana sudah berjalan selama kurang lebih empat bulan, dan sudah tidak ada upaya penghalangan dari masyarakat. Padahal dulu sempat ada tindakan pembakaran disana,” katanya.
Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Provinsi Banten mengecam aksi penembakan ini. “Itu sangat berlebihan, kami mengecam tindakan yang dilakukan aparat kepolisian terhadap nelayan lontar. Terlebih lagi nelayan yang ditembak tidak melakukan perlawanan, juga tidak merusak kapal pengeruk pasir,” kata Ketua HNSI Provinsi Banten, Sabrawijaya, Senin (2/9).
Menurut Sabra, tindakan aparat kepolisian yang dilakukan terhadap nelayan tidak hanya merugikan para nelayan. Juga membuat emosi nelayan lain, sehingga persoalan pengerukan pasir terus berlanjut. “Adanya nelayan yang ditembak, itu sudah membuat nelayan lain marah dan terusik. Sebelum emosi nelayan berlanjut, kami minta kepada Polda Banten segera menindak tegas pelaku penembakan,” ujarnya. (bagas/eman/dan/zal/dam/bnn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.