Kritis, 4 Mahasiswa Untirta Peserta Mogok Makan
SERANG, SNOL Memasuki hari ketiga, empat orang mahasiswa Untirta yang melakukan aksi mogok makan terkait penolakan kebijakan rektorat atas pemberlakukan biaya SPP Flat kepada mahasiswa angkatan 2011 mulai kritis. Mereka terlihat lemas, suhu badan tinggi, tubuh menggigil dan bibir pecah-pecah.
Keempat aktivis itu tidak makan dan minum selama tiga hari. Namun, mereka tidak dibawa ke rumah sakit. “Itu bagian dari pengorbanan mahasiswa untuk menolak kebijakan rektorat terhadap biaya SPP flat. Mereka masih bisa bertahan hingga beberapa hari kedepan, meski dalam kondisi lemas,” kata koordinator aksi Mahendra Seftiansyah kepada wartawan, Jumat (6/7).
Menurut Mahendra, aksi yang semula diikuti empat orang mahasiswa, kini bertambah satu mahasiswa lagi, yakni Wildan. Dua dari lima peserta sudah terserang demam.
“Kami sudah cek ke tim kesehatan kampus, dan keduanya mahsiswa itu sudah mulai terserang demam, akibat tidak kemasukan makan dan minum,” ujarnya. “Kami lihat sampai malam nanti, kalau perkembangannya memburuk, kami bawa ke rumah sakit untuk menjalami perawatan,” lanjutnya.
Sehari sebelumnya, Rektor Untirta Prof Soleh Hidayat mengaku tidak akan mencabut kebijakan pemberlakukan SPP Flat yang sudah berjalan sejak tahun 2011. “Tidak bisa, dan kami tidak akan mencabut kebijakan itu, karena itu sudah hasil kesepatakan dalam rapat rektorat,” kata Soleh.
Mantan rektor, Prof Rahman Abdullah yang langsung datang meninjau empat mahasiswa di Posko aksi mogok makan mendukung aksi mereka. “Saya mendukung langkah teman-teman mahasiswa, karena aksi ini untuk kebaikan kampus,” kara Rahman. (bagas/eman)