Pembunuhan Mahasiswi UIN Direncanakan, Diperkosa di Atas Motor
LEGOK, SNOL Polresta Tangerang menggelar rekonstruksi kasus pemerkosaan dan pembunuhan mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah, Izzun Nahdiiyah (24), Senin (30/4). Ada 32 adegan yang diperagakan enam tersangka di lokasi, Jalan Pemda DKI, Desa Ciangir, RT 2/2, Kecamatan Legok, Kabupaten Tangerang.
Ke-6 tersangka, yakni Muhammad Soleh alias Oleng, Noriv, Endang alias Dono, Jarsip alias Jarkem, Candra dan Oreg. Polisi akan menjerat keenam tersangka dengan hukuman berat, karena dalam rekonstruksi terlihat mereka telah merencanakan semuannya.
“Dari hasil rekonstruksi tadi terlihat bahwa para pelaku terutama Muhammad Soleh alias Oleng telah merencanakan semuanya. Mereka akan kami jerat dengan pasal 340 tentang pembunuhan berencana dengan hukuman maksimal penjara seumur hidup,” kata Kasat Reskrim Polresta Tangerang Kompol Shinto Silitonga di lokasi rekonstruksi.
Dalam rekonstruksi, mereka berboncengan dengan tiga motor membawa korban ke lokasi. Terungkap bahwa para tersangka juga melakukan aksi perkosaan terhadap korban di lokasi pembunuhan. Enam dari empat tersangka memperkosa korban secara bergiliran di atas motor Yamaha Mio B 3117 NNX.
Setelah selesai memperkosa, kemudian tersangka Oleng memerintahkan Candra dan Endang mengambil batu kali di pinggir jalan. Atas perintah Oleng, Candra dan Endang memukul kepala belakang Izzun satu kali secara bergantian. Karena pukulan tersebut, Izzun jatuh tersungkur di jalan. Selanjutnya, Oleng mengambil sebilah golok yang telah ia siapkan di bawah jok motor Yamaha Mio. Oleng kembali memerintah ke lima rekannya untuk memegangi Izuun.
Tersangka Oreg memegangi pinggang korban, Noriv memegang tangan kiri, Jarsip dan Endang memegang kaki kiri dan Candra memegang kaki kanan korban. Di adegan ke 26, Oleng menggorok leher korban hingga tewas. Setelah korban tewas, Oleng mengangkat tubuh korban ke rerumputan di pinggir jalan. Lalu mereka langsung pergi meninggalkan korban dengan sepeda motornya.
Mengenai hubungan antara Oleng dengan korban, Kasat Reskrim menjelaskan bahwa keduanya belum pernah bertemu sebelumnya. Tersangka dan korban saling berkomunikasi sejak Januari 2012 lalu lewat telepon, di mana korban sering curhat mengenai laptopnya yang dipinjam Indra, tetangga Oleng.
“Oleng mengenal Izzun karena Indra pelaku yang menggelapkan laptop korban sering meminjam handphone Oleng. Dari sanalah Izzun sering curhat mengenai laptopnya yang tidak kunjung dikembalikan. Padahal saat itu Izzun sangat butuh untuk menyelesaikan skripsi,” jelas Shinto.
Laptop sendiri telah dijual oleh Indra dan Oleng seharga Rp 1,3 juta. Kemudian Oleng menyuruh korban untuk datang ke rumahnya. “Korban ke Jambe naik kereta api ke Stasiun Daru. Dan dari sana korban dijemput Oleng,” tambahnya.
Di rumah tersangka Oleng, korban diberi minuman yang telah dicampur obat sehingga membuat Izzun tidak sadar. Kondisi ini mempermudah para tersangka untuk melampiaskan nafsu bejatnya. “Antara Oleng dan korban tidak terjalin hubungan asmara. Keduanya baru saling bertemu pertama kali dan berkomunikasi melalui handphone,” jelas Kasat.
Kini, Kasat mengaku pihaknya sedang mengejar Indra. Namun, pengejaran Indra bukan atas kasus pembunuhan dan perkosaan, melainkan kasus penggelapan laptop.
Sempat Ricuh
Rekonstruksi kasus yang menghebohkan Jambe sendiri berjalan menegangkan. Polisi bahkan sempat kewalahan karena ratusan warga memadati lokasi rekonstruksi. Terlebih saat hendak mengembalikan ke tahanan, polisi harus bekerja keras mengamankan para tersangka dari serangan warga yang geram dengan ulah para pelaku. Bahkan polisi sempat mengeluarkan bom asap untuk mencegah aksi anarkis dari warga tersebut.
Seperti yang telah diberitakan sebelumnya Izzun dibunuh dengan cara digorok lehernya pada Sabtu (7/4) lalu. Mayat korban dibuang di di Jalan Ciangir, Kecamatan Legok, Kabupaten Tangerang sekitar pukul 5.30 WIB. (hendra/deddy)