Mahasiswa Tuding Duet Airin-Ben Gagal

PAMULANG,SNOL Massa mahasiswa dari berbagai elemen menagih janji Walikota dan Wakil Walikota Tangsel. Demonstran yang mendatangi kantor Walikota, Jumat (20/4/2012) pukul 14.00 itu sempat memblokir Jalan Siliwangi, Pamulang, dan terlibat adu otot dengan barikade petugas Kepolisian.
Pengunjuk rasa menilai, selama satu tahun duet kepemimpinan Airin Rachmi Diany dan Benyamin Davnie tak menghasilkan apa-apa alias gagal. Contohnya, masih menumpuk sejumlah persoalan krusial yang belum terselesaikan. Mereka juga mengultimatum, agar Airin-Benyamin menjalankan roda pemerintahan yang bersih dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).
Puluhan mahasiswa dari Himpunan Mahasiswa Kota Tangsel (Hima Kotas), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Pamulang dan Perhimpunan Mahasiswa Hukum Indonesia (Permahi) Tangerang setibanya di kantor walikota langsung berorasi.
Aksi mereka ini sempat memacetkan arus lalulintas di Jalan Siliwangi, Pamulang. Sebab, massa tersebut melakukan pemblokiran jalan dengan cara berorasi di tengah jalan tersebut.
Aksi mereka ini dikawal puluhan polisi dari Polsek Pamulang dan Satpol PP setempat. Saat aksi, mereka membawa korek kuping besar simbol Pemkot tidak mendengar aspirasi masyarakat.
Selain itu, mereka membawa boneka dengan tulisan Airin. Setelah setengah jam berorasi, para demonstran memaksa untuk masuk ke halaman Pemkot. Namun, dihadang polisi. Tindakan represif aparat Kepolisian itu justru memancing emosi demonstran yang terus merangsek masuk ke kantor Walikota.
Tak ayal, aksi saling dorongpun tak terhindar. Kedua kubu nyaris beradu fisik, namun kericuhan berhasil diredam. Setelah berorasi dua jam dan gagal menerobos barikade aparat, demonstran membubarkan diri dengan tertib.
Ketua Himakotas Faisal Husein mengatakan, infrastruktur di Kota Tangsel masih buruk. Karena, sejumlah ruas jalan rusak berat, keterbukaan informasi publik serta maraknya pungutan liar dalam pelayanan masyarakat seperti pembuatan KTP dan pelayanan Puskesmas. “Ini harus jadi pembelajaran bagi pejabat Tangsel terutama walikota dan wakil walikota sesuai dengan janji politik saat kampanye,” katanya.
Dikatakan Faisal, tiga tahun mejadi daerah otonom dengan tujuan yang sama yaitu untuk mensejahterakan masyarakat dengan harapan lebih baik dan dapat lebih mudah mengakses pelayanan publik. “Tetapi kenyataannya berbeda, infrastruktur dan pelayanan publik masih rendah,” ucapnya.
Wakil Walikota Tangsel, Benyamin Davnie menepis penilaian miring tentang duet kepemimpinannya itu. Dia memberi contoh apa yang telah dikerjakan misalnya, di sektor pendidikan 2011 mengucurkan anggaran yang tidak kecil untuk sektor pendidikan, antara lain  melakukan penambahan ruang kelas sebanyak 62 lokal ruang kelas, 3 SMP, 9 lokal SMK, 12 untuk SMA, 45 SD sudah direhab, perpustakaan sudah dibangun. (irma/BNN/susilo)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.