18 Desa Wisata Diguyur Rp 1,620 Miliar
Tak Ikut Festival Seni dan Budaya Tingkat Nasional
SERANG Sebanyak 18 desa wisata yang tersebar di sejumlah kabupaten/kota di Provinsi Banten mendapat kucuran dana sebesar Rp 1.620 miliar dari pemerintah pusat. Ironisnya, tidak ada satu pun diantara desa tersebut yang mewakili Banten mengikuti festival seni dan budaya tingkat nasional yang digelar di Sleman Jogyakarta.
Ketua panitia pelaksana Festival Seni dan Budaya, M Luthfie Ashanie menuturkan, ada sekitar 978 desa wisata di Indonesia yang mendapat kucuran dana bantuan langsung masyarakat (BLM) dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Total bantuan yang dikucurkan mencapai Rp85.020 miliar. Setiap desa masing-masing mendapat berkisar antara Rp70 sampai Rp100 juta.
Bantuan diberikan kepada desa-desa wisata melalui kelompok masyarakat penerima Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri bidang pariwisata tahun 2012, dan dikeluarkan berdasarkan surat keputusan Direktur Jendral Pengembangan Destinasi Pariwisata Nomor: 12/KEP/DPDP/I/2012.
“Nah, dari 978 desa se Indonesia, 18 desa wisata berasal dari Banten,” kata Luthfie, kepada Satelit News, , Rabu (7/3/2012). Ke-18 Desa wisata itu antara lain Desa Kanekes, Padarincang, Mekarjaya, Sukamanah dan lain-lain. Besar bantuan bervariasi antara Rp 70 juta sampai Rp 100 juta untuk setiap desa.
“Saya nggak tau apakah dana BLM itu sampai atau tidak kepada kelompok masyarakat yang berhak menerimanya. Silakan konfirmasi saja ke desa-desa terkait dan Dinas-dinas terkait,” tuturnya.
Sayangnya, kata Luthfie, dari 18 desa itu satupun tidak ada yang dikirimkan untuk mengikuti Festival Seni dan Budaya tingkat nasional yang digelar di Kabupaten Sleman Yogyakarta, pada 8-11 Februari lalu. Padahal, Banten memiliki potensi wisata yang luar biasa namun pengelolaannya saja yang kurang maksimal.
“Padahal sebelumnya kami sudah kirimkan surat ke semua Dinas yang membidangi budaya dan pariwisata se Indonesia, termasuk di Banten,” tukas warga Cibodas, Tangerang ini.
Pihaknya juga mengaku tidak mengetahui apa alasan 18 desa di Banten itu tidak mengikuti festival. “Apakah informasinya tidak sampai ke desa-desa itu ataukah memang karena mereka belum siap mengikuti festival,” sebutnya.
Terpisah, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Banten, Ajak Muslim mengaku belum menerima pemberitahuan dari Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatit terkait bantuan tersebut. “Kami hanya mengetahui program desa wisata pada tahun 2009 hingga tahun 2011 kemarin. Untuk tahun ini kami belum menerima pemberitahuannya,” aku Ajak saat dikonfirmasi wartawan melalui sambungan teleponnya.
Mantan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Banten itu mengungkapkan, pada tahun 2009 lalu terdapat 49 kelompok di 9 Desa, 4 Kecamatan di dua daerah yakni Pandeglang dan Kabupaten Serang, mendapatkan bantuan program desa wisata dengan besaran anggaran Rp461 juta lebih. Kemudian tahun 2010, 49 kelompok di 9 desa, 4 kecamatan juga kembali mendapat bantuan dengan total nilai Rp543 juta lebih. Lalu, pada tahun 2011, sebanyak 52 kelompok di 12 Desa, 11 Kecamatan di empat daerah menerima program desa wisata yaitu Kabupaten Serang, Pandeglang, Lebak dan Tangerang dengan total bantuan Rp780 juta lebih. Setiap desa menerima bantuan rata-rata Rp65 juta.
“Alokasi bantuannya langsung disalurkan ke kelompok di masing-masing desa yang menerima program desa wisatanya melalui program PNPM Mandiri Bidang Pariwisata,” bebernya tanpa merinci nama Desa dan Kecamatannya.
Disinggung mengenai ketidak ikut sertaan desa wisata dari Banten pada ajang perlombaan festival seni dan budaya tingkat nasional yang digelar di Sleman Yogyakarta, Ajak pun mengaku tidak mengetahuinya. “Kami tidak mengetahui secara pasti apakah panitia melayangkan surat undangan atau tidak. Kalau ada surat undangannya pasti desa wisata yang ada di Banten ikut perlombaan,” katanya.(eman/jarkasih)