Seremoni HUT RI ala Jokowi

Dari Pertunjukan Seni hingga Gala Dinner Tradisional

JAKARTA,SNOL Peringatan HUT Kemerdekaan RI yang ke-70 di Istana Negara kali ini cukup spesial, karena dirayakan bersama kepala negara yang baru, Presiden Joko Widodo.

Kepala negara baru, cita rasa baru. Inilah yang ingin ditunjukkan Istana Negara dalam persiapan pesta kemerdekaan bangsa tersebut.

Menurut Kepala Sekretariat Presiden Darmansjah Djumala, panitia mempersiapkan perayaan kemerdekaan ini dengan mengikuti segala kebiasaan presiden ke tujuh tersebut.

“Ini kan peringatan HUT RI pertama Pak Jokowi sebagai presiden. Nah setiap acara peringatan 17 itu semangatnya adalah perayaan. Kami melihat presiden selama ini dekat dengan rakyat, maka tentu kami akan mengundang rakyat lebih banyak. Ini patut dirayakan rakyat,” ujar Djumala saat bertemu JPNN, di kantornya kompleks Istana Negara, Jakarta, Sabtu (15/8).

Jika dulu jumlah undangan untuk HUT Kemerdekaan di Istana adalah 50 persen pejabat dan sisanya, perwakilan masyarakat, maka kali ini panitia mengubah kebiasaan itu. Masyarakat menengah ke bawah, tegas Djumala, yang lebih patut diundang ke istana untuk perayaan tersebut.

Kelompok yang akan diundang 65 persen perwakilan masyarakat dan 35 persen pejabat. Kalangan masyarakat yang akan diundang adalah kelompok petani, nelayan, seniman, buruh, anak-anak jalanan, dan pedagang pasar. Sedangkan, pejabat yang hadir di antaranya dari jajaran kementerian/lembaga Kabinet Kerja dan perwakilan dari kedutaan besar negara tetangga.

Jumlah undangan sekitar 8.200 orang. Bukan hanya acara kemerdekaan kali ini, Djumala mengatakan, di semua kegiatan Jokowi, selalu dihadirkan jumlah masyarakat lebih banyak karena mantan Wali Kota Solo itu meminta tidak dijauhkan dari warga yang ingin bicara dengannya dari hati ke hati.

“Jika bicara memaknai kemerdekaan dengan mengisi kemerdekaan, di situlah tempat rakyat. Dengan melihat perayaan kemerdekaan di Istana, itu akan menggerakkan mereka, terinspirasi untuk berjuang memerangi kebodohan, kemiskinan,” imbuh Djumala.
Pria asal Palembang ini mengatakan, banyak kelompok masyarakat yang mendaftarkan diri ingin mengikuti peringatan kemerdekaan Istana. Namun karena kapasitas lingkungan Istana yang tidak memadai, terpaksa panitia tidak memenuhi sebagian permintaan.

Djumala memohon pengertian para pihak tersebut. Untuk masyarakat yang tidak sepenuhnya bisa menyaksikan acara ini dari dekat, kata Djumala, panitia menyiapkan layar LCD ukuran besar di luar Istana.

Dress code untuk menghadiri acara ini sudah ditetapkan. Untuk pejabat, seperti biasa memakai jas lengkap untuk laki-laki dan kebaya untuk perempuan. Bagaimana dengan masyarakat? Djumala mempersilakan mereka memakai batik beragam jenis. Sekaligus menunjukkan betapa kayanya Indonesia akan motif batik.

“Kalau masyarakat cukup pakai batik. Tanpa mendiskreditkan mereka yang petani, pedagang pasar, anak-anak jalanan. Pakai seragam sekolahnya juga boleh. Senyaman mereka, yang penting rapi dan santun. Terpenting juga mereka pahami, diundang ke Istana untuk mengisi kemerdekaan,” jelas Djumala.

Istana Negara juga sudah bersolek mempersiapkan peringatan HUT Kemerdekaan ini sejak pekan lalu. Panggung-panggung dan pernak pernik pesta kemerdekaan sudah menghiasi sekitar lingkungan Istana. Djumala mengatakan, secara dekorasi tidak ada yang berbeda dengan tahun lalu.

Nuansa merah putih, bendera dan umbul-umbul warna warni tentu menghiasi pesta kemerdekaan untuk rakyat ini.

“Ini kan bukan pesta kawin, jadi standar aja dekorasinya. Bunga meja. Beliau (Jokowi) enggak minta mewah-mewah yang lazim aja. Beliau minta semangat dan filosofinya saja. Merefleksikan semangat yang merayakan. Rakyat harus merayakannya,” tegas Djumala. (flo/jpnn)

Konsep Spesial HUT RI ala Jokowi

1. Pertunjukan Seni
Panitia tidak ingin masyarakat dan tamu undangan melewatkan peringatan HUT Kemerdekaan di Istana tanpa kesan.
Nantinya, di setiap pintu masuk menuju Istana, panitia menyelenggarakan pertunjukan seni mini. Ini adalah persembahan dari provinsi-provinsi. Mulai dari Kalimantan, Papua, Manado, Jawa Tengah.

2. Souvenir HUT Kemerdekaan

Istana mengusung tema utama “Indonesia sebagai Poros Maritim” untuk souvenir para tamu nanti. Isi souvenir itu di antaranya baju kaus bergambar perahu pinisi dengan masyarakat berbagai suku yang tampak bahagia di atasnya. Di gambar kaus itu, semua penumpang tampak melambaikan tangan dan tertawa.

Baju kaus itu akan dibagi dalam tiga warna yang berbeda, yaitu merah, putih dan hitam. Selain itu, akan diberikan sebuah buku bergambar laut, kemaritiman, dan jenis-jenis kapal tradisional yang menjadi ciri khas Indonesia dan gantung kunci yang tematik.

Selain kaus dan buku itu, juga diberikan dompet dan buku tulis dari bahan daur ulang. Hal ini bertujuan untuk mengedepankan go green. Pesannya adalah semua barang yang diberi itu punya arti melestarikan lingkungan.

Semua souvenir itu akan dimasukkan dalam sebuah tas. Pejabat maupun masyarakat akan mendapat isi souvenir yang sama, yang membedakan adalah jenis tasnya saja. Kalau pejabat, tasnya agak formal. Kalau untuk masyarakat harus gaya dikit. Warnanya lebih ngejreng.

3. Gala Dinner, Mencicipi Makanan Tradisional

Istana Negara akan menggelar gala dinner pada (17/8). Ragam masakan khas Indonesia akan menemani gala dinner Presiden Joko Widodo, Wapres Jusuf Kalla serta tamu undangan.

Hanya 1000 undangan yang bisa menghadiri gala dinner. Maklum, acara gala dinner ini diadakan layaknya pesta kebun di halaman tengah antara Istana Merdeka dan Istana Negara. Halaman rumput hijau itu tidak terlalu luas sehingga tidak cukup kalau harus menampung lebih dari jumlah yang ditetapkan.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.