Pasar Properti Indonesia Alami Over Value

JAKARTA,SNOL—Kondisi pasar properti di Indonesia dinilai banyak pihak telah mengalami “overvalue” atau di atas nilai yang sesungguhnya. Semua pemangku kepentingan pengelola properti pun harus memberikan perhatian atas kondisi berbahaya bagi perkembangan bisnis properti tersebut.

“Kondisi pasar properti saat ini khususnya di segmen menengah atas sampai mewah diwarnai harga yang sudah ‘overvalue’,” kata Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch Ali Tranghanda, di Jakarta, Minggu (5/4).

Ali mengatakan, dengan kondisi tersebut mengakibatkan kondisi tersebut dapat terlihat antara lain dari beberapa investor yang mengatakan bahwa mereka kesulitan untuk menjual kembali propertinya karena harganya sudah ketinggian.

Menurut Ali , Indonesia Property Watch, pernah memberikan pendapatnya terkait hal tersebut di mana disebutkan bahwa di beberapa lokasi harga jual properti sudah tidak terkendali dan memasuki titik jenuh.

“Namun masih saja banyak investor yang membeli dengan asumsi dan harapan akan terus naik. Dalam pergerakan pasar properti sama seperti ekonomi mempunyai siklus pasar yang kerap diabaikan oleh investor,” jelasnya.

Ia juga mengingatkan bahwa kondisi “overvalue” ini memicu likuiditas pasar properti yang semakin rendah sehingga kalau pun dijual maka harga akan terkoreksi.

Dengan demikian, ujar Ali, yang terjadi kemudian bahwa pengembang mulai “tersadar” sehingga sebagian pengembang mulai memasarkan produk-produk yang lebih “membumi” untuk segmen menengah karena memang pasar gemuk ada di segmen ini.

“Siklus politik saat ini sudah mulai terpisah dengan siklus ekonomi, terbukti dengan kebijakan Bank Indonesia yang segera menurunkan BI Rate dari 7,75 persen menjadi 7,5 persen dan diperkirakan dalam tren menurun sampai akhir 2015,” paparnya.

Selain itu, Ali berpendapat bahwa fluktuasi rupiah ternyata hanya shock sesaat dan tidak akan memengaruhi pasar properti secara signifikan sehingga hal itu akan segera berlalu karena sektor riil dan investasi akan kembali bergairah.

“Meskipun pasar properti dibayangi titik terendah penyerapan pada tahun ini, dan beberapa faktor yang membuat market shock, namun paling lambat di akhir 2015 pasar akan mulai bergairah sedikit demi sedikit,” pungkasnya. (mi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.