Dua Menteri Terobos Jembatan Putus

LEBAK,SNOL— Trend blusukan di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo masih melekat. Pada Senin (16/3) kemarin, dua menteri yakni Menteri Kebudayaan, Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan

dan Menteri Pekerjaan Umum Basuki Hadi Muljono, blusukan ke Kabupaten Lebak untuk meninjau lokasi putusnya jembatan gantung di Kecamatan Sajira.

Anies menanyakan bagaimana akses siswa SD untuk bersekolah dan bagaimana warga menjalankan aktivitas perekonomiannya. “Kapan jembatan ini dibangun?” tanya Anies kepada Bupati Lebak Iti Octavia, Senin (16/3).

Iti yang menemani kunjungan dua menteri itu menjelaskan, jembatan yang putus tersebut dibangun sejak Kabupaten Lebak masih tergabung ke dalam Provinsi Jawa Barat. “Rusak berat 360 dari 960 jembatan. Rata-rata bentangannya (panjang jembatan) 80 sampai 150 meter,” jawab Iti Octavia Jaya

Menurut Iti, guna memperbaiki jembatan gantung nonpermanen, setidaknya membutuhkan dana Rp35 juta per jembatan. “Ini juga sebenarnya warga sudah direlokasikan ke Kecamatan Ciuyah. Ini sudah dibebaskan untuk Waduk Karian,” ucap dia.

Bupati Iti menjelaskan, tertundanya perbaikan jembatan gantung yang menghubungkan Desa Pajagan, Kecamatan Sajira dengan Desa Tambak, Kecamatan Cimarga akibat adanya rencana pembangunan Waduk Karian. Pembangunan jembatan, katanya, akan sia-sia kalau tersebut jadi dibangun.

“Kalau nanti Waduk Karian dibangun, maka akan sia-sia kami alokasikan Rp 4 miliar untuk jembatan ini. Sedangkan ada jembatan yang lebih parah daripada ini,” katanya.

Waduk Karian merupakan proyek nasional yang pelaksanaannya masih tidak pasti sejak 1985. Waduk tersebut rencananya akan dibangun di Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak.

Meski masih menggantung, Iti yakin waduk itu akan benar-benar dibangun dalam jangka waktu dua hingga tiga tahun ke depan. Oleh karena itu, pihaknya memilih tidak mengalokasikan dana untuk pembangunan jembatan gantung yang rusak berat.

 Menteri Bawa Korban Jembatan Putus Ke Rumah Sakit

Sementara, selain meninjau jembatan gantung yang putus, rombongan pejabat ini juga menyempatkan diri mengunjungi Surdi, salah satu siswa yang menjadi korban putusnya jembatan tersebut. Ketika rombongan pejabat dari Jakarta tiba di rumahnya, Surdi hanya bisa terbaring lemah. Dia tidak mampu banyak berkata. Sesekali hanya terdengar suara lirih.

Sementara Menteri Anies menemani Surdi di sampingnya. Sesekali Anies memegang tangan atau mengusap kepala siswa SDN 1 Pejagan ini. Saat kejadian, 43 teman Surdi juga ada di jembatan. Selain puluhan siswa berseragam putih-merah itu, ada suami-istri yang ikut terempas ke sungai beserta motornya.

Untuk mencapai kediaman Surdi, rombongan Mendikbud, termasuk Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono serta Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya, harus menumpang perahu karet milik Badan Nasional Penganggulangan Bencana (BNPB), Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan Polri dari Kampung Sinday, Desa Pajagaan, Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak. Surdi tinggal di kecamatan tetangga, tepatnya di Desa Tambak, Kecamatan Simarga.

Turun dari perahu karet, Anies harus berjalan kaki menuju rumah Surdi yang sangat sederhana. Kepada ibunda Surdi, Sirai, Anies meminta Surdi dibawa ke rumah sakit untuk dirontgen. Pasalnya, cedera tulang belakang Surdi cukup parah dan berbahaya jika dibiarkan begitu saja.

“Kalau tidak segera, mungkin dia bisa cacat seumur hidup,” ujar Anies, di Lebak, Banten, Senin (16/3).

Siswa kelas V itu pun ditandu ke rumah sakit oleh anggota BNPB dan TNI. Rombongan menteri serta pejabat dari kota mengikuti Surdi dengan berjalan kaki. “Ini bukan kejadian pertama. Selama ini selalu alasan sektoral kementerian. Sudah dianggarkan bupati, hari ini sudah ada,” ujar Anies tentang putusnya jembatan yang menjadi akses siswa menuju sekolah tersebut.

Anies juga bekerja sama dengan Kementerian PUPR dalam mengambil tindakan perbaikan. Menurutnya, biaya perbaikan jembatan tersebut tidak seberapa.

“Tapi, kita ingin anak-anak bisa ke sekolah dengan selamat, karena lebih dari 200 anak lewat jembatan ini. Tidak hanya di Lebak, ada juga di daerah lain yang menghadapi kasus seperti ini,” ungkapnya.

Oleh karena itu, Anies berharap ada kerjasama dari masyarakat. Salah satunya dengan melaporkan lintasan berbahaya yang harus dilalui siswa saat pergi ke sekolah lengkap dengan foto dan keterangan melalui laman sahabat.kemdikbud.go.id.

“Ini sebenarnya wilayah Kementerian PUPR, tapi kami berikan data. Semua yang jadi korban akan kami bantu,” tuturnya. (mg29/mardiana/jarkasih)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.