Draft POS Unas : Dikritik Tapi Dinanti
TANGERANG,SNOL—Meski banjir kritikan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Tangerang tetap menjadikan aturan tertulis atau Draft Prosedur Operasional Standar Ujian Nasional (POS Unas),
sebagai acuan pelaksanaan Unas nanti. Sekalipun ada perubahan, Dindikbud memprediksi isi draft tidak akan jauh berbeda dengan aturan yang lama.
Kepala Bidang Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang Ahmad Amarullah mengatakan, draft yang sudah ada tetap harus dijadikan acuan di dalam pelaksanaan. Menurut pengalamannya, draft yang diberikan sebelum POS asli diberikan, biasanya pasti ada perubahan.
“Namun, perubahannya tidak akan signifikan dan tidak prinsip. Misalnya, mengenai redaksi pelaksanaan yang dianggap rancu, jadwal, dan waktunya. Mudah-mudahan tidak akan berpolemik,” ujar Amarullah.
Dia mengaku, hingga saat ini belum ada kejelasan atau pemberitahuan mengenai POS Unas yang final. Meski belum turun, POS Unas tetap dianggap sebagai petunjuk teknis pelaksanaannya dan sangat urgent.
Maka itu, dia menghimbau kepada sekolah-sekolah se Kota Tangerang mulai tingkat SD hingga SMA tetap fokus dengan draft yang sudah ada atau tahun lalu. “Dari tahun ke tahun biasanya draft pasti ada perubahan, tapi memang tidak terlalu prinsip. Jadi kami harap sekolah-sekolah tetap fokus dengan draft POS yang sudah ada saat ini,” ujarnya.
Sementara dilain pihak, Kepala SMAN 1 Kota Tangerang Tatang Sutardy mengeluhkan, POS Unas yang belum juga rampung hingga saat ini. Draft yang ada, mengharuskan sekolah mengirimkan nilai sekolah ke Dinas Kota dan dilanjutkan ke pusat, pada 16 Maret mendatang.
Namun, yang menjadi persoalan di dalam draft tidak dijabarkan mengenai nilai dan formatnya yang tidak dijelaskan. “Ini nilai sekolahnya yang seperti apa, apakah nilai raport dari semua mata pelajaran atau hanya mata pelajaran yang di Unas kan saja. Formatnya juga kami tidak tahu seperti apa. Pokoknya tidak jelas,” keluhnya.
Apalagi, di dalam petunjuk teknis yang masih berbentuk draft yang harus segera diselesaikan sekolah pada bulan Maret ini. Dan ini akan memberatkan sekolah untuk menyelesaikan tugasnya, sementara waktunya tinggal menghitung hari.
“Dindikbud harus tegas menyikapi permasalahan ini, jangan hanya menunggu dari internet. Cobalah komunikasi langsung ke pusat biar lebih jelas dan sekolah juga tidak panik,” pungkasnya. (widiawati/pramita)