100 Rumah Terancam Longsor
PANDEGLANG,SNOL–Sedikitnya, 100 rumah warga di Kampung Cikapueun Desa Bojong Manik Kecamatan Sindangresmi, terancam longsor. Mereka rata-rata hidup dan menetap di daerah bantaran sungai Cilemer dan Ciliman,
yang merupakan kawasan rawan banjir ketika hujan mengguyur dalam beberapa hari saja.
Warga dan aparat desa, serta kecamatan setempat berharap, segera dibangun sodetan atau normalisasi di sepanjang aliran dua sungai tersebut. Tujuannya agar warga benar-benar aman dan tidak was-was terjadi longsor ketika banjir terjadi atau kikisan tanah terus terjadi dalam hitungan bulan saja.
Kepala Desa (Kades) Bojong Manik, Joni menyatakan, Desa Bojong Manik dan Pasir Loa, merupakan desa yang didilupakan oleh pemerintah, karena selama ini hampir tidak ada pembangunan yang terasa di dua desa tersebut, baik infrastruktur jalan maupun sarana umum lainnya.
“Sekitar 400 lebih rumah tidak layak huni (RTLH), 300 lebih warga masih tergolong miskin. Itupun tidak semuanya mendapat bantuan program pemerintah seperti, RTLH, PKH atau program lainnya,” kata Joni, Senin (9/3). Dia berharap, kalaupun ada bantuan yang akan disalurkan ke wilayahnya, bantuan itu tepat sasaran.
Camat Sindangresmi, Basyar menyatakan, sedikitnya 3 ruas jalan di wilayahnya masih sangat rusak, seperti ruas jalan Pasir Loa – Pasir Lancar, Munjul – Sindangresmi, dan Bojong Manik – Pasir Loa. Salama ini, pihaknya sudah sering mengajukan permohonan perbaikan ke instansi terkait. “Hasilnya, sampai saat ini kami harus menunggu,” tandasnya.
Menurutnya, ada sekitar 9 desa di Kecamatan Sindangresmi, yaitu Bojong Manik, Pasir Loa, Sindangresmi, Ciodeng, Pasir Tenjo, Campaka Warna, Malati, Pasir Lancar, dan Pasir Kacapi. Jumlah masyarakat mencapai sekitar 22 ribu, dengan potensi yang dimiliki yaitu potensi pertanian dan perkebunan.
“Kasihan warga. Saat panen hasil pertanian, harganya sangat rendah akibat ruas jalan yang rusak parah. Kalaupun harus dibawa ke pasar sendiri, petani selalu tekor diongkos (nombok,red),” ungkap Camat.
Persoalan lainnya yang butuh perhatian Pemda, ujar Camat, yaitu pelayanan kesehatan dan pendidikan. Warga masih kesulitan untuk mencapai lokasi pelayanan kesehatan seperti Puskesmas, Posyandu atau Pustu. Jarak antara rumah warga ke Puskesmas sekitar 25 Km. Belum lagi warga bantaran sungai yang membutuhkan pelayanan.
Sekitar 900 hektar lahan perkebunan karet, sengon dan lainnya belum tergarap maksimal. Oleh karena itu, warga sekitar ingin ada bantuan untuk menggarap lahan dan membantu produksi hasil perkebunan dan pertaniannya. “Petani butuh mesin traktor misalnya, dan mereka yang berkebun juga butuh bantuan pemasaran hasil perkebunannya,” harapnya. (mardiana/jarkasih)