Menlu Marty: Australia Belum Bisa Dipercaya

JAKARTA,SNOL Isu penyadapan kembali menerpa hubungan bilateral antara Indonesia dan Australia menyusul terkuaknya sebuah dokumen tahun 2013 yang dibocorkan Edward Snowden.

Dokumen itu mengungkapkan bahwa Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (National Security Agency/NSA) dan Australian Signals Directorate (Direktorat Sinyal Australia) telah melakukan kegiatan spionase di Indonesia.
Aksi penyadapan dilakukan dengan mengakses data pelanggan operator seluler terbesar di Indonesia, yakni Telkomsel dan Indosat. Seperti dilaporkan The New York Times baru-baru ini, Australian Signals Directorate juga memantau percakapan komunikasi antara pejabat Indonesia dengan sebuah firma hukum AS yang mewakili pemerintah RI dalam sengketa perdagangan dengan AS.
Menanggapi kabar tersebut, Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Marty Natalegawa mengatakan, tindakan tersebut bertentangan dengan upaya mengembalikan kepercayaan Indonesia terhadap Australia.
“Kami mendapat informasi mengenai masih adanya penyadapan, ini tentu bertolak belakang dengan upaya memperoleh kembali kepercayaan,” kata Marty kepada wartawan di gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (18/2).
Marty menegaskan, pemerintah Indonesia telah menggariskan enam tahapan untuk mengelola kembali hubungan baik dengan Indonesia. Sejauh ini, menurut Marty, sikap Australia masih belum sesuai dengan enam proses yang diminta oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Selain itu, beberapa kerjasama dengan Australia juga masih dihentikan. Di antaranya kerjasama tukar menukar informasi dan data intelijen serta penghentian patroli bersama.
Karenanya, Duta Besar RI untuk Australia yang ditarik sejak November tahun lalu masih tetap berada di Jakarta. “Langkah-langkah yang sudah kita mulai ini akan terus kita terapkan sampai terpenuhi enam proses tadi,” ujarnya.
Namun, Marty enggan menanggapi segala tindak tanduk pihak Australia. Ia menekankan bahwa sikap pemerintah Australia saat ini belum memuaskan pemerintah Indonesia.
“Kenyataannya Australia sikapnya masih belum seperti yang kita harapkan. Tapi saya tidak akan menyita waktu saya hanya untuk menanggapi setiap pernyataan pihak Australia,” tandas menteri berkacamata bulat ini.(dil/jpnn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.