PGRI Susun Grand Design Pendidikan

JAKARTA,SNOL Hingga saat ini, Indonesia dirasa masih belum pernah memiliki grand design pendidikan yang baik. Karena itu, pembangunan pendidikan di Indonesia pun jadi tidak memiliki arah yang jelas.
“Apalagi lima tahun terakhir ini, konsep pembangunan pendidikan semakin kacau. Banyak persoalan muncul dan pemerintah tak mampu mengantasinya secara tuntas,” kata Ketua Umum Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sulistiyo di Jakarta, Rabu (12/2).
Oleh karena itu, PGRI berinisiatif untuk menyusun grand design tersebut melalui konvensi nasional yang rencananya digelar 18-19 Februari 2014. Penyusunannya sendiri akan melibatkan praktisi pendidikan, akademisi, professional, birokrat dan aktivis peduli pendidikan yang mengikuti konvensi, baik sebagai peserta maupun pembicara.
Sulistiyo mengatakan, grand design pembangunan pendidikan ini diharapkan nantinya bisa digunakan sebagai bahan pertimbangan pemerintah dalam menyusun kebijakan mengenai dunia pendidikan. Terlebih, akan terjadi perubahan pemegang kursi pemerintahan dalam
waktu dekat.
“Kami memberikan masukan, namun pemerintah tetap menjadi pemegang keputusan. Dengan adanya masukan ini diharapkan pembangunan pendidikan di Indonesia menjadi lebih jelas arahnya,” ungkapnya.
Menyinggung mengenai konvensi pendidikan nanti, ia mengatakan bahwa akan ada beberapa persoalan yang akan diangkat. Mulai dari masalah kurikulum baru, guru, sekolah, pendidikan dalam konteks kebudayaan serta masalah anggaran pendidikan. Semua persoalan tersebut akan dikupas satu per satu oleh narasumber-narasumber terpercaya di setiap
bidangnya. Antara lain, Presiden RI ketiga, BJ Habibie, wakil pressiden periode 2004-2009 Jusuf Kalla, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Emil Salim, Dirjen Dikti Kemendikbud Djoko Santoso, dan beberapa lainnya.
“Bisa dibilang ini konvensi pendidikan pertama. Pemerintah belum pernah membuat konvensi pendidikan, yang sudah pernah adalah konvensi ujian nasional. Jadi nanti kita bukukan makalah pemaparan mereka untuk bahan grand design,” ujarnya.
Tak hanya makalah saja, buku putih tersebut juga akan diisi dengan platform untuk pendidikan di Indonesia. Buku putih ini dijadwalkan rampung sebelum pemilihan presiden 2014. Tujuannya, agar buku putih itu dapat diserahkan kepada presiden RI yang baru nanti sehingga dapat dijadikan pertimbangan pengambilan kebijakan. “Kita perkirakan sebelum pemilihan presiden, 30 Juni kita usahakan telah rampung,” tandasnya.(mia/jpnn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.