Komisi V DPR: Bangun Underpass atau Flyover di Perlintasan KA
JAKARTA,SNOL Harus ada langkah cepat untuk mencegah kecelakaan di perlintasan kereta api kembali terjadi. Tabrakan kereta commuter line jurusan Serpong-Tanah Abang yang menghantam truk tangki bahan bakar minyak (BBM) milik Pertamina pada Senin (9/12) siang lalu di perlintasan Pondok Betung, Bintaro, Jakarta Selatan, hendaknya menjadi kecelakaan yang terakhir.
“Kedepan tentu semua pintu lintasan yang padat agar dapat dibangun underpass atau flyover . Hal ini tentu untuk meminimalisir terjadinya tabrakan serupa juga sekaligus dapat mengurai kemacetan dan menertibkan semua pintu lintasan ilegal. Namun dari semua itu adalah bagaimana kita dapat secara bersama mengkampanyekan budaya tertib berlalu lintas,” jelas anggota Komisi V DPR Saleh Husin (Rabu, 11/12).
Terkait kecelakaan yang merenggut tujuh nyawa korban itu, Saleh Husin meminta Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) segera melakukan investigasi agar dapat diketahui secara pasti penyebab insiden tersebut. Proses penanganan pertolongan kepada para korban juga agar dilakukan secara sungguh-sungguh.
“Dalam hal ini pihak KAI dapat membantu meringankan beban para korban sebagai tanggung jawab moril,” sambung Sekretaris Fraksi Hanura ini.
Kemarin, saat meninjau lokasi kecelakaan, Wakil Presiden Boediono sudah mengungkapkan soal program jangka panjang dan jangka pendek perbaikan transportasi, khususnya kereta di Jakarta. Untuk jangka panjang, ada kereta api layang atau elevated train dan jangka pendek ada underpass.
“Kita sudah minta Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional), Menhub untuk buat studi gimana bangun rancangan elevated yang ada di dalam kota,” kata Boediono.
Sementara Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menjelaskan, pihaknya tidak akan membuat perlintasan berbentuk underpass. Sebab, nantinya akan dibangun elevated train atau kereta layang. “Di seluruh Jakarta mau bangun elevated train. Semua kereta di atas tanah. Jadi ngapain saya harus membuat underpass?” jelasnya. (zul/rmol)