Saud Usman dan Anas Yusuf Calon Kuat Kabareskrim

Timur Pradopo Pamitan ke seluruh Kapolda
JAKARTA,SNOL Jika tak ada halangan, Kabareskrim Komjen Sutarman bakal resmi menjadi Kapolri besok (25/10). Kini, bursa penggantinya di korps yang bersemboyan Sidk Sakti Indera Waspada riuh diperbincangkan.
Anggota Kompolnas Edi Saputra Hasibuan menilai ada banyak kandidat yang bisa menjadi Kabareskrim. “Bisa angkatan 81 hingga 84,” kata Edi di Jakarta kemarin (23/10).
Salah satu angkatan 81 yang berpeluang adalah Irjen Saud Usman Nasution yang sekarang menjabat sebagai Kapolda Sumatera Selatan. Saud sangat lama berkarir di korps reserse.
Saud Usman juga pernah menjadi Kadensus 88 Mabes Polri. Dia juga pernah menjadi Direktur Pidana Umum Bareskrim yang menangani kasus video mesum Ariel dan Luna Maya. Saud juga pernah menjabat sebagai Kadivhumas dan Wakabareskrim Polri.
“Beliau cukup menonjol di reserse,” kata Edi. Calon lain yang juga masuk bursa adalah Irjen Anas Yusuf yang sekarang menjabat sebagai Wakabareskrim.
Edi menilai tidak perlu ada mekanisme uji kepatutan dan kelayakan atau fit and proper test untuk calon pengganti Komjen Sutarman sebagai Kabareskrim Polri. Sebab, tidak ada aturan yang menyatakan bahwa proses seleksi Kabareskrim harus melewati proses tersebut.
Edi mengatakan, proses seleksi Kabareskrim hanya perlu dilakukan oleh Dewan Kebijakan Tinggi (Wanjakti) Polri. Namun dalam proses ini, sebaiknya Kapolri tak hanya mengajukan satu nama saja. Tujuannya, agar Wanjakti Polri memiliki perbandingan dalam memberikan penilaian.
Jika memang diperlukan Wanjakti Polri juga dapat meminta pendapat Kompolnas atas setiap calon kabareskrim yang diseleksi. Pendapat Kompolnas tersebut dapat dijadikan bahan pertimbangan sebelum Wanjakti menyerahkan hasil seleksi ke kapolri.
Secara terpisah,  Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S. Pane tidak sepakat dengan Kompolnas. Neta mengusulkan agar dalam proses seleksi Kabareskrim baru juga disertakan uji kepatutan dan kelayakan, seperti halnya seleksi calon Kapolri. “Publik perlu diberi pilihan objektif, jangan asal tunjuk saja,” katanya.
Neta menyebut Bareskrim sebagai garda utama Polri. “Kalau kabareskrimnya tidak profesional, Polri menjadi tidak objektif dan tidak melayani semua golongan,” katanya.
Sementara itu, kemarin siang melalui teleconference Kapolri Jenderal Timur Pradopo berpamitan dengan seluruh Kapolda se Indonesia. Timur juga meminta maaf selama menjalankan amanah tiga tahun menjadi Kapolri. (rdl/agm/jpnn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.