Disiram Air Keras, 13 Orang Terluka
Diduga untuk Pancing Tawur Antarpelajar
JAKARTA,SNOL Tawuran pelajar di Jakarta kian mengerikan. Jumat (4/10) kemarin, sekelompok pelajar menyerbu bus PPD 213 Kampung-Melayu yang melaju di Jatinegara, Jakarta Timur. Di dalam bus yang penuh sesak tersebut, mereka menyiramkan air keras ditujukan ke arah sekelompok pelajar dari SMK 34 Jakarta. Akibatnya, 13 orang pekerja dan pelajar yang bersesakan di bus itu terluka parah terkena siraman air keras. Bahkan, ada korban yang harus menjalani operasi karena seluruh wajahnya melepuh.
Menurut saksi mata di tempat kejadian, Suhendar, pelaku penyiram air keras ciri-ciri bertubuh kurus, kulit sawo matang dan memiliki tinggi sekira 160 cm. Pelaku yang mengenakan pakaian olahraga itu sengaja menyiram air keras ke arah pelajar lain yang berada di atas bus tersebut.
”Sepertinya dia sudah mempersiapkannya. Targetnya itu pelajar yang sedang berdiri di pintu bus. Seperti mau memprovokasi biar terjadi tawuran,” ungkap Suhendar. Pelaku yang diduga pelajar SMA itu dari awal terlihat membawa botol air minum berukuran 600 ml. Saat bus berjalan pelan di Jalan Jatinegara Barat, pelaku langsung menjalankan aksinya.
Akibatnya, tidak hanya para pelajar saja yang terkena, penumpang umum lainnya juga menjadi korban siraman air keras. ”Dia bersama temannya yang berpakaian sekolah. Setelah menyiram, dia tidak kabur, biasa saja jalan ke luar bus,” ungkap Suhendar.
Akibat siraman air keras itu, para korban berteriak kesakitan. Kejadian tersebut kemudian menjadi pusat perhatian warga di sekitar lokasi kejadian. Saat banyak warga berdatangan, pelaku dan kelompoknya kabur.
Menurut Suhendar, sesaat setelah kejadian ada tanda-tanda akan ada serangan balasan kepada kelompok pelaku. ”Warga di sini langsung mencegah agar teman-temannya yang mau membalas,” ungkapnya.
Tio Al-Faraby, 15, salah satu pelajar yang menjadi korban penyiraman, mengatakan, saat itu dia menumpang bus PPD 213, menuju sekolahnya sekira pukul 06.20. Posisi Tio saat itu berdiri tepat di belakang sopir bus. Dia melihat segerombolan anak-anak sekolah berseragam putih abu-abu di pinggir jalan.
”Mereka lagi duduk-duduk. Tapi pas mobil melintas ada satu orang yang menghampiri dari luar sisi kanan bus, anak itu menyiram air ke dalam bus, lewat jendela sebelah kanan,” kata Tio ditemui di ruang UGD RS Premier, Jatinegera.
Sontak, lanjut Tio, dirinya beserta penumpang lain berteriak kesakitan. Tio mengalami luka bakar di punggung, leher, dan kakinya. Seluruh penumpang akhirnya dilarikan ke UGD RS Premier Jatinegara.
”Saya nggak tahu siapa orang itu, yang pasti mereka anak-anak sekolah juga. Saya nggak tahu apakah mereka musuh dari sekolah saya, karena saya baru kelas 1,” kata pelajar kelas 1 SMK 34, Jatinegara tersebut.
Akibat serangan air keras tersebut setidaknya 13 orang terluka bakar di bagian wajah, lengan tangan, dada dan punggung. Ketigabelas korban dilarikan ke di Rumah Sakit Premier Jatinegara, Jakarta Timur.
Salah seorang korban Beta Virgen Silalahi, 35, dioperasi pada sore hari kemarin. Korban mengalami luka serius di bagian mata. Customer Service Supervisor RS Premier Jatinegara, Sukendar, mengatakan, masih terdapat tiga korban yang dirawat intensif.
”Korban yang masih dirawat adalah korban yang mengalami luka cukup parah. Seperti Beta, mengalami luka parah di kedua mata, wajah, dan kaki kanan. Lalu Tio, luka di punggung, leher, dan kaki kanan. Sedangkan, Dwi, luka parah di kedua mata, rencananya, akan dilakukan tindakan operasi pada sore ini,” kata Sukendar.
Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikhwanto, keempat pelajar yang menjadi korban tersebut berasal dari SMK 34 Jakarta. “Mereka siswa SMK 34,” kata Rikwanto.
Di bagian lain, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyayangkan insiden mengerikan tersebut. “Keterlaluan..,” kata pria yang akrab disapa Ahok itu.
Basuki meminta aparat untuk mengusut tuntas kasus tersebut. Selain itu juga meminta dipastikan apakah pelaku memang pelajar atau tidak. “Bisa saja dia pakai baju pelajar. Dia dendam sama orang supaya tidak ketahuan,” ujarnya. Meski demikian, Ahok menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus tersebut kepada polisi. (dni/jpnn)