Jokowi Buka Kartu Soal Jaringan Internasional dan Pendampingnya
JAKARTA,SNOL Banyak dicerca minim dukungan internasional, Gubernur DKI Jakarta Jokowi yang memiliki elektabilitas tertinggi untuk maju dalam pemilihan presiden 2014, akhirnya buka kartu.
“Kalau soal jaringan internasional, sejak dulu saya sudah berjualan meubel dan rumah kayu ke banyak negara,” kata Jokowi lagi-lagi mengelak pertanyaan wartawan terkait pencapresan dirinya tahun 2014 ketika berkunjung ke kantor redaksi Rakyat Merdeka Grup, di Jakarta, Kamis (26/9).
Sebelumnya wartawan mempertanyakan keraguan sejumlah kalangan terkait jaringan internasional yang dimiliki bekas Walikota Solo yang digadang-gadang Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri disorongkan sebagai Capres 2014.
Namun, ketika dikejar pertanyaan, banyak duta besar negara asing seperti dari Amerika Serikat (AS), Inggris, Jepang dan beberapa negara Timur Tengah yang sering bertemu dia akhir-akhir ini, Jokowi pun tak bisa mengelak.
“Tapi kalau itu kan biasa saja, saya kan Gubernur DKI Jakarta, mereka datang untuk audiensi. Kadang-kadang malah saya ajak ikutan blusukan biar tahu kota Jakarta,” kata Jokowi lagi.
Datang mengenakan kemeja putih digulung setengah tangan, tak banyak staf yang menemaninya berdialog dengan wartawan. Sejak awal hingga akhir silahturahmi tak keluar satupun ucapannya untuk maju sebagai capres. Bahkan, ketika dipancing siapa yang akan mendampinginya (sebagai Cawapres) kelak, Jokowi pun membuat jeda panjang, seakan-akan berpikir.
“Oh, siapa pendamping saya nanti….ada ya, isteri ku,” katanya yang langsung membuat seluruh ruangan riuh karena mendapat jawaban yang diplesetkan.
Terkait dengan tugasnya di Jakarta, Jokowi pun mengaku tak ada masalah terlalu merisaukan. Semuanya berjalan sesuai yang direncanakan. Malah, kata dia, beberapa diantaranya lebih cepat dari yang diharapkan, seperti penertiban pasar Tanah Abang, yang diperkirakan akan memakan waktu sampai empat bulan, tapi baru dua bulan sudah selesai.
“Nantinya saya tidak melarang orang mengajukan izin buat mendirikan mall baru, karena saya tak bisa melarang orang mendirikan mall. Tapi tidak bakal saya berikan persetujuan. Yang harus dibangun di Jakarta ini adalah perbaikan pasar tradisional buat pedagang UKM, biar tercipta keseimbangan,” tandasnya.
Soal mobil murah, lagi-lagi Jokowi menilai, mestinya yang jadi prioritas adalah tranportasi murah. “Kalau mau bikin mobil murah, saya setuju kalau model mobil Esemka, karena itu prinsipalnya di kita,” terangnya. Dia juga mengungkapkan, pihaknya masih berpikir untuk memberlakukan pembatasan nomor kendaraan ganjil-genap, karena jika dibatasi, separuhnya mesti ditampung oleh tranportasi umum. Padahal, tranportasi umum belum tertata dengan baik.
“Saya baru pesan lagi 400 busway dan 60 yang sedang. Nanti tahun depan akan ditambah lagi 1.000 busway,” pungkasnya.(rus/rmol)