Pengungsi Sinabung Nyaris 15 Ribu Jiwa

JAKARTA, SNOL Letusan Gunung Sinab­ung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, berdampak luas. Jumlah pengungsi pun meningkat tajam. Warga memilih mengungsi karena aktivitas gunung tersebut sama sekali tidak bisa diprediksi. Akibatnya, kebutuhan di pengungsian pun melonjak tajam.

Badan Nasional Penanggu­langan Bencana (BNPB) men­catat, hingga pukul 17.00 ke­marin (18/9) jumlah pengungsi mencapai 14.991 jiwa. Mereka tidak hanya berasal dari Desa Sukameriah yang masuk radius bahaya (tiga kilometer). Namun, desa-desa yang sebenarnya masih aman dari kemungkinan dampak langsung letusan pen­duduknya ikut mengungsi.
Kepala Pusat Data, Informa­si, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyatakan, jumlah pengungsi saat letusan kali ini lebih banyak daripada letusan tahun 2010 yang sebe­narnya lebih besar. Meski be­gitu, pihaknya menyambut baik keinginan warga untuk men­gungsi. “Masyarakat melakukan evakuasi mandiri. Sebelumnya, sulit untuk mengajak mereka mengungsi,” terangnya.
Para warga tidak mengungsi secara total. Saat diang hari, mereka tetap mengerjakan sawah dan member makan ternak. Lalu, malamnya mer­eka kembali ke pengungsian untuk tidur. Sejumlah pers­onel polisi dari Polres Karo disiagakan di desa-desa yang ditinggalkan penghuninya un­tuk mencegah aksi pencurian.
Sutopo menuturkan, mel­onjaknya jumlah pengungsi membuat petugas yang men­gelola lokasi-lokasi pengung­sian kewalahan. Akhirnya, un­tuk memudahkan pengaturan, jumlah posko pengungsian dikurangi dari 24 menjadi 16 titik. “Seluruhnya dipusatkan di Kabanjahe,” lanjut alum­nus UGM tersebut.
Tanggung jawab penan­ganan kebutuhan pengungsi sepenuhnya diserahkan ke­pada Pemkab Karo yang di-back up oleh Pemprov Sumut. Pemenuhan kebutu­han itu tetap akan dikoordinir oleh pihaknya melalui BPBD Sumut dan Karo.
Sebagaimana diberitakan, Gunung Sinabung yang lama tertidur aktif kembali empat tahun belakangan. Bahkan, Selasa (17/9) lalu terjadi dua kali letusan disertai abu yang menyembur setinggi 3.000 meter. Warga yang panik me­lihat letusan memilih men­gungsi karena takut akan dampak letusan. (byu/jpnn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.