Mainan Tradisional Bikin Teringat Masa Kecil….

Mainan anak-anak kini semakin banyak saja ragamnya. Mayoritas yang dihadirkan adalah yang terbaru, dan jarang sekali pengusaha yang menyajikan mainan tradisional atau tempo dulu. Pemandangan berbeda terlihat di lantai tiga Living World Alam Sutera Kecamatan Serpong Utara Kota Tangerang Selatan. Disana justru yang disajikan adalah mainan tradisional.
Areanya memang tidak luas, namun cukup untuk memuaskan rasa rindu ke masa kecil anda dulu. Semua permainan yang biasa dimainkan tempo dulu, seperti gangsing dan yoyo dari bambu, mobil-mobilan dari kaleng bekas susu kental manis, perahu kretek, bunga dan tokoh pewayangan dari kertas, hingga alat masak yang terbuat dari tanah merah.
Tika Pertiwi, salah seorang pengunjung pameran Pasar Unik 89 mengatakan, walaupun usianya sudah menginjak angka 25, namun ingatannya akan masa kecil 20 tahun lalu seakan kembali setelah melihat-lihat mainan tradisional yang ada dihadapannya. “Mainan kembang dari kertas warna warni ini, dulu papahku yang selalu membuat. Terus aku selalu naik ke atap rumah, agar kertas ini memutar diterpa angin,” kenangnya, sembari terus memegangi kembang kertas berwarna cerah itu.
Seperti tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan, Tika membeli dua kembang kertasnya yang masing-masing seharga Rp 10 ribu. “Lumayan mahal ya, padahal dulu didepan sekolah SD aku cuma seribuan harganya,” kata Tika yang tetap membeli mainan pilihannya.
Tidak hanya Tika, Anggun yang datang bersama buah hatinya Saroon, tertarik juga untuk membeli mainan tradisional yang menurutnya sudah sulit didapat dipasaran. Pilihan ibu muda cantik ini pun jatuh pada mobil-mobilan bergambar ayam jago yang terbuat dari kaleng bekas susu kental manis.
“Ini sudah susah didapat, terakhir saya lihat ada di kampong halaman di Bandung, disini mana ada mainan seperti ini,” kata Anggun.
Si kecil Saroon pun tampak asik mendorong terus mainan yang baru dibelikan ibunya, namun sayang mainan yang seharusnya dijual murah ini karena keberadaannya yang langka, harus dijual seharga Rp 20 ribu per buahnya.
Sementara itu menurut Luhut Agustinus, seorang penjaga pameran mengatakan, pameran yang digelar hingga tanggal 3 September mendatang, memang sengaja digelar untuk mengapresiasi kembali mainan tradisional yang hampir punah. “Pemilik  Pasar Unik 89 ini yang memang punya ide dari mal ke mal, berusaha untuk menghidupkan dan mendekatkan kembali mainan tradisional untuk anak-anak jaman sekarang,” jelas Luhut.
Makanya, tidak heran, walaupun berada di lahan yang tidak terlalu besar, jumlah mainan tradisional yang disediakan sangat komplit. Mulai dari seharga Rp 10 ribu untuk kembang kertas, tokoh wayang yang dilukis diatas kertas, dan beberapa mainan unik lainnya.
Sedangkan harga Rp 20 ribu bisa untuk membeli yoyo batik, gangsing bambu, dan mobil dorong yang bisa mengeluarkan bunyi nyaring jika didorong. Jika anda masih ingat mainan perahu yang terbuat dari aluminium, yang baru bisa bergerak lincah di air jika kapas disundut api, anda akan memilikinya seharga 45 hingga 50 ribu rupiah per pichnya.
“Yang mahal itu paling hanya kursi goyang berbentuk kuda ini seharga Rp 325 ribu, atau sepatu lukis untuk anak ini seharga Rp200 ribu,” kata Luhut. Dari segi kualitas maupun bentuknya, Luhut menjamin, semua mainan yang dijajakan di Pameran Pasar Unik 89 ini, sama seperti mainan yang ada diperkampungan Indonesia. (pramita/jarkasih)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.