Proyek Sosial, Pemain Keluar Masuk Diambil Klub Besar
Lebih Dekat dengan Sekolah Sepak Bola di Kota Tangerang (6)
Tidak banyak yang berubah setelah 13 tahun SSB Cipondoh Putra berdiri. Hingga kini, SSB yang bermarkas di Lapangan Garuda Kelurahan Cipondoh itu tetap mampu menyumbang pemain bagi Persita dan Persikota.
Cipondoh Putra tercatat sebagai salah satu sekolah sepak bola tertua di Tangerang. Berdiri di tahun 1999, sekolah sepakbola di tengah ‘kampung’ tersebut tetap bertahan di tengah kepungan SSB – SSB baru yang menawarkan fasilitas modern.
Pelatih Cipondoh Putra, Nawawi menuturkan, sekolahnya memang tidak mengejar keuntungan semata dalam mendidik anak asuhnya. Itu dilihat dari kecilnya biaya iuran per bulan yang hanya mencapai Rp 20 ribu per bulan. Jumlah itu baru mengalami kenaikan setelah sebelumnya sebesar 15 ribu rupiah. Saat ini, SSB tersebut memiliki 60 anggota aktif.
“Itu juga, ada yang bayar ada yang ngga. Ada yang bayar sekali, latihannya berbulan-bulan,”ungkap Nawawi, Jumat (16/3/2012).
Hingga kini, empat pelatih yang rutin mengajar tiga kali dalam sepekan tidak menerima gaji dari manajemen. Menurut Nawawi, SSB Cipondoh Putra merupakan proyek sosial. “Kami tidak ingin terlalu ketat soal iuran. Mungkin karena kami mengajarkan sepakbola di tengah kampung,’’ujarnya.
Meski punya label ‘kampung’ namun soal prestasi tak bisa diremehkan. Cipondoh Putra mampu menghasilkan pemain-pemain muda berbakat bagi Tangerang. Beberapa diantaranya kini bergabung bersama Persita dan Persikota. Sebut saja, Lingga Ashadi di Persita senior serta Reomaronama di Persita U-21. Sementara di kubu Persikota, beberapa nama seperti Akmal dan Hasbi kini sedang bersaing merebut posisi starting eleven.
“Ada juga yang memperkuat Persitangsel U-19. Lulusan Cipondoh Putra juga bisa mendapatkan beasiswa olahraga dari kampus-kampus seperti Universitas Budi Luhur. Mereka bisa kuliah gratis karena memperkuat Budi Luhur dalam Liga Mahasiswa. Untuk siswa – siswa yang kecil juga sering pindah ke SSB-SSB besar di Kota Tangerang dan akhirnya jadi pemain bagus. Kami tidak pernah melarang perpindahan tersebut karena yang terpenting mereka bisa maju,”beber Nawawi.
Menurut pelatih berlisensi D tersebut, Cipondoh Putra tidak mendidik siswanya dengan keras. Yang penting mampu menumbuhkan minat dan bakat masing-masing anggota.
“Kami hanya mendidik individu. Kalau soal kemampuan kan tergantung masing-masing siswa. Akmal, Akbar dan Hasbi yang sekarang memperkuat Persikota seringkali menambah porsi latihan sehingga mereka bisa jadi profesional,”pungkas warga pinggiran Situ Cipondoh tersebut. (*)