Awas, Cuaca Ekstrim Empat Hari
Gelombang Laut 3-5 Meter
SERANG, SN Cuaca buruk di perairan Selat Sunda diprediksi masih akan terus terjadi, menyusul tumbuhnya badai tropis LUA di Sebelah Selatan Pulau Jawa. Kondisi tersebut menimbulkan cuaca buruk di Perairan Selat Sunda dan menghambat pengoperasian kapal roll off–roll on (Ro-Ro) di Penyeberangan Marek-Bakauheni.
Petugas Kantor Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Serang, Eko Widiantoro mengatakan, adanya badai itu akan menimbulkan angin kencang dengan kecepatan 3-20 knot untuk di perairan Banten Sebelah Selatan yakni Ujung Kulon, Carita di Kabupaten Pandeglang, Anyer di Kabupaten Serang.
Sedangkan di perairan Banten Utara yakni Merak di Kota Cilegon, Karangantu di Kota Serang, Pontang di Kabupaten Serang mencapai 3–15 knot. “Tiga hari dan empat hari ke depan, kondisi cuaca akan kembali ekstrim karena adanya badai LUA diantara Selatan Jawa dan Barat Australia,” kata Eko di Pendopo Gubernur Banten di Kota Serang, Rabu (14/3).
Menurut Eko, dampak terjadinya angin kencang ini sudah menimbulkan gelombang laut dengan ketinggian 3-5 meter untuk wilayah Banten selatan dan 3-4 meter untuk wilayah Banten utara. “Itu sudah mempengaruhi cuaca di Perairan Selat Sunda dan sekitarnya. Cuaca ekstrim yang terjadi ini juga akan lebih dari kondisi yang telah terjadi pada 4 hari lalu,” ujarnya.
Dengan demikian, pihaknya menghimbau kepada masyarakat, terutama para nelayan selama empat hari kedepan tidak beraktifitas di laut lantaran kondisinya sangat membahayakan. “Bagi nelayan tradisional yang mencari ikan dengan menggunakan perahu kecil di Banten agar berhati-hati. Tapi, kalau bisa jangan melaut dulu karena kondisi cuaca sangat membahayakan,” imbuhnya.
Terkait antrean kendaraan di Merak, hingga sekitar pukul 17.00 WIB, antrean truk yang akan melakukan penyeberangan dari Pelabuhan Merak ke Pelabuhan Bakauheni semakin memanjang hingga 10 kilometer. Antrean tersebut sudah memasuki jalan tol Tangerang-Merak tepatnya di kilometer 97, Kota Cilegon.
Pelaksana Harian (Plh) Manajer Operasional PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Utama Merak, Didi Yuliansyah tidak menampik dengan kondisi demikian. Dia mengatakan, antrean yang terjadi ini murni akibat cuaca buru, sehingga waktu bongkar muat kapal masih mengalami keterlambatan.
“Itu diakibatkan kondisi cuaca di perairan Selat Sunda sangat buruk, bukan karena ada faktor lainnya. Karena kondisi cuacanya sudah membuat bongkar muat kapal mengalami keterlambatan,” kata Didi.
Antrean truk yang terjadi di Pelabuhan Merak pada Maret 2012 ini sudah memasuki hari ke 7. Walau pun PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Utama Merak telah menyiapkan 36 kapal ro-ro. Namun, karena kondisi buruk, kapal yang bisa dioperasikan maksimal sebanyak 25 kapal saja. (eman/deddy)