Zaki Iskandar Merasa Terpanggil Selesaikan Konflik Aset di Tangerang
Ada kegelisahan di hati Ahmed Zaki Iskandar, anggota DPR RI ketika melihat tak kunjung usainya sengketa aset di Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang Selatan. Ketua DPD Golkar Kabupaten Tangerang ini menilai, persoalan antar itu seharusnya bisa diselesaikan dengan duduk bersama.
Kegelisahan putra Bupati Tangerang Ismet Iskandar tersebut disampaikan dalam diskusi HatikeHati dengan awak redaksi Satelit News, Kamis (7/6) malam. Melalui diskusi selama kurang lebih 90 menit itu, Zaki menyampaikan berbagai pemikirannya terkait problematika masyarakat Tangerang, termasuk solusi sengketa aset.
Menurut Zaki, pemekaran wilayah di Kabupaten Tangerang awalnya bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Selain itu juga dilakukan untuk pemerataan kesejahteraan. Pemekaran di Kabupaten Tangerang dimulai dari membentuk kota administratif yang kemudian menjadi Kota Tangerang, sebagian wilayah Kabupaten Tangerang seterusnya dibagi lagi menjadi Kota Tangerang Selatan.
“Semuanya bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Hanya saja ada kegelisahan saya melihat dalam perkembangannya, para pelayan masyarakat (birokrat-red) saling berhadapan mengenai masalah-masalah yang sebetulnya bisa diselesaikan dengan duduk bersama. Seperti soal aset antara Kota Tangerang dengan Kabupaten Tangerang. Kota Tangerang Selatan dengan Kabupaten Tangerang,” ungkap pria yang sudah bulat menyalonkan diri sebagai Bupati pada Pemilukada Kabupaten Tangerang, Desember mendatang.
Padahal, kata Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Tangerang dua periode tersebut, jika semua daerah di Tangerang bisa bekerjasama maka kemajuan akan lebih cepat dicapai. Tangerang dinilai berpotensi untuk berkembang lebih pesat karena memiliki Bandara terbesar di Indonesia, yakni Bandara Soekarno-Hatta. Sayangnya, upaya pemerintahan di Tangerang menarik investasi dari keberadaan Bandara Soekarno-Hatta masih sangat sedikit.
“Maka dari itu, saya berniat mengajak wilayah Tangerang lainnya untuk memperkenalkan Tangerang ke dunia. Tujuannya untuk mendapatkan investasi demi kesejahteraan masyarakat,” beber pria yang aktif di Partai Golkar sejak tahun 1999 tersebut.
Keberhasilan menarik keuntungan sebanyak-banyaknya dari Bandara Soekarno-Hatta sangat penting bagi Tangerang. Karena, di mata pemerintah pusat, wilayah yang disebut sebagai penyangga ibukota ini ditandai ke dalam daerah surplus. Artinya, akan sangat sulit meminta bantuan dana ke pemerintah pusat terkait pembangunan di wilayah Tangerang. Jika pun ada, maka akan masuk ke dalam daftar tunggu atau waiting list. “Itu sebabnya, Tangerang harus bisa mengandalkan kekuatan sendiri,” imbuhnya.
Zaki yang mendapatkan gelar master dari perguruan tinggi di Australia itu menambahkan, khusus Kabupaten Tangerang, pemerataan pembangunan di kawasan timur, barat dan utara seharusnya menjadi program utama. Setelah selama tiga tahun terakhir Pemkab Tangerang fokus membangun ibukota Tigaraksa, maka ke depan, diharapkan penguatan pembangunan insfrastruktur dasar bisa terus dilakukan hingga ke pelosok Kabupaten Tangerang.
“Sebagai anggota DPR RI, saya menyadari bahwa membangun Indonesia harus dilakukan dengan membangun daerah sendiri. Terkait itu, sebagai politisi, wajar kiranya jika saya mengikuti event seperti Pilkada yang sekiranya bisa saya gunakan untuk mendedikasikan diri untuk membangun daerah,” pungkas Zaki yang menjagokan Jerman pada Piala Eropa 2012 ini.(gatot)