TANGERANG,SNOL Sedikitnya 59 tenant atau pemilik toko/ruko/ apartemen di Serpong Town Square (Setos) melakukan unjuk rasa di gerbang masuk kawasan bisnis yang sudah berganti nama Great Western tersebut, di Jalan MH Thamrin, Kota Tangerang, Selasa (10/7). Tuntutan utama mereka adalah agar manajemen membayar ganti rugi.
Para tenant dan pemilik apartemen yang terdiri dari pria dan wanita beserta keluarga mereka, termasuk nenek-nenek dan kakek-kakek, mulai menggelar aksi pada pukul 10.00 WIB. Mereka mengenakan ikat kepala berwarna putih dengan tulisan “Save Our Asset” dan membawa berbagai macam spanduk berisi tuntutan.
Manajemen PT Dinamika Karya Utama, selaku pengembang Setos dianggap ingkar janji. “Sejak mempromosikan kawasan ini, manajemen menyatakan bahwa Setos proyek besar dengan konsep 4 in 1, dengan jaminan akan ramai. Kenyataannya, keramaian hanya bertahan 1 tahun pada tahun 2003. Sampai sekarang kawasan ini mati,” kata Andre, Wakil Koordinator Paguyuban Tenant Setos.
Andre mengatakan, manajemen Setos sudah ingkar janji berkali-kali. Salah satunya menjanjikan tenant besar akan bergabung untuk menjadikan kawasan ini ramai. Sebaliknya, kawasan ini tetap sepi hingga kini.
“Kerugian yang kami alami hingga 19 miliaran. Sebab, saat kami beli antara 100 juta-600 juta tidak ada keuntungan yang kami dapatkan. Kami justru rugi. Kami minta uang kembali berlipat kali dari harga yang kami beli,” tegasnya.
Kuasa Hukum Paguyuban Tenant Setos, Andar Manik mengungkapkan, pihaknya sudah beberapa kali melakukan mediasi dengan pihak manajemen atas keluhan kliennya. Namun, mediasi selalu berakhir mentok.
“Karena jalan mediasi sudah dilakukan dan tak ada hasilnya, kami akan meneruskan hal ini ke Mabes Polri dengan pasal pembohongan dan penipuan,” ucapnya.
Terpisah, Direktur Wilayah PT Dinamika Karya Utama Herino Fitriono, mengaku pihaknya sudah melayani dengan baik semua pembeli. Bahkan, sempat menawarkan relokasi dan tukar guling kepada pemilik tenant yang merasa tidak nyaman berbisnis di Setos ke proyek lain di kawasan Jabodertabek.
“Kami sudah tawarkan tukar guling, namun mereka belum mau. Padahal, jika saja mereka mau mereka bisa maksimalkan unit di tempat baru yang kami berikan. Disamping, kami sendiri terus berupaya meningkatkan agar kawasan ini hidup. Terbukti kami tidak meninggalkan gedung ini dan terus berupaya melakukan terobosan agar bisa ramai,” jelasnya.
Jalinan kerjasama dengan pihak lain, lanjut Herino, diupayakan agar kawasan ini kembali ramai seperti awal-awal pendiriannya. “Kami tidak sepenuhnya ingkar janji. Sejak awal mereka beli, kawasan ini ramai. Yang mereka tuntut juga sudah kami lakukan. Seperti ada ada Giant, dan perusahaan besar di sini, dan bahkan ada mall. Nah, kalau sekarang mereka menunut kami karena merasa dirugikan kami tidak bisa menerimanya. Kami harap mereka mau di relokasi, seiring kami kembangkan kawasan ini,” tandasnya.
Gedung belasan lantai yang telah berganti nama itu kini sebagian berubah menjadi apartemen. Berbagai tenant yang ada di dalam kosong. Beberapa tenant yang tetap bertahan buka terancam gulung tikar karena jarangnya pengunjung yang datang.(pane)
Tolak Tukar Guling, Tenant Setos Tuntut Ganti Rugi
July 11th, 2012 Editorial-3