Tolak Jam Kerja, Ribuan Buruh PT PEMI Demo
BALARAJA,SNOL Sekitar 3000 buruh PT EDS Manufacturing Indonesia (PEMI) Kecamatan Balaraja, menggelar aksi unjukrasa, Selasa (4/9). Mereka menolak perubahan jam kerja shift 2 yang dilakukan manajemen perusahaanya tanpa mengakomodir aspirasi buruh.
Buruh juga mengancam menyegel sekretariat PUK FSPMI di PT PEMI jika pengurus tidak menggelar musyawarah unit kerja luar biasa (Musniklub) hingga akhir bulan ini.
Aksi unjukrasa digelar sejak pukul 16.16 Wib hingga 17.25 Wib di dalam pabrik. Aksi damai ini mendapat penjagaan ketat dari aparat kepolisian Polsek Balaraja. Sejumlah warga juga ikut menyaksikan aksi damai ini, namun dilarang memasuki area pabrik pembuatan suku cadang kendaraan bermotor ini.
Menurut penuturan Bustomi salahsatu karyawan bagian operator mengatakan, aksi dilakukan sebagai wujud kekecewaan dan penolakan atas perubahan jam kerja shift II. Awalnya jam kerja shift II pukul 16.00 Wib hingga 23.55 Wib. Kemudian berubah dari pukul 20.42 Wib hingga 05.25 Wib pagi hari. “Selama 20 tahun tidak ada perubahan jam kerja dan jam kerja juga normal. Tapi kini berubah jamnya dan tidak mengakomodir aspirasi buruh,” jelasnya saat dihubungi wartawan koran ini, kemarin.
Perubahan jam kerja ini dinilai tidak manusiawi, karena akan berdampak kepada fisik kesehatan buruh. “Bayangkan saja mas, kalau setiap hari karyawan bergadang maka secara otomatis akan berdampak pada kesehatan fisik. Keputusan manajemen sangat bertentangan dengan kemanusiaan,” keluhnya.
Pihaknya menilai pengurus PUK FSPMI PT PEMI telah mengabaikan aspirasi anggota. Menurutnya, harus ada perubahan dalam kepengurusan PUK FSPMI yang menjabat sejak Oktober 2011 lalu. “Kami sudah tidak percaya sama pengurus, kami minta sampai akhir September harus sudah ada Musniklub. Jika tidak kami akan menyegel sekretariat dan semua aset PUK FSPMI PT PEMI,” ancamnya.
Pihaknya menuding PUK FSPMI PT PEMI menyetujui perubahan jam kerja Shift 2, meski ada penolakan rencana dari anggota. Menurutnya kinerja pengurus PUK belum terlihat. “Kegiatan pendidikan organisasi 2 bulan juga tidak ada. Pengurus tidak elegan menyelesaikan masalah buruh dengan manajemen, seperti masalah SP dan lainnya,” tuding Bustomi.
Sementara, aksi ini terhenti setelah pengurus PUK FSPMI PT PEMI berjanji untuk membawa usulan terkait penolakan perubahan jam kerja shift 2 besok (hari ini-red). Namun, terkait persoalan organisasi belum ada keputusan lebih lanjut.
Dihubungi terpisah, Pimpinan Cabang FSPMI Tangerang, Riden mengatakan, masalah ini hanya misskomunikasi dan ada kepentingan pribadi. Menurutnya, dalam masalah ini bukan persoalan organisasi. “Ini hanya masalah misskomunikasi saja. Masalah awalnya hanya penolakan perubahan jam kerja dan itu sudah diakomodir pengurus. Organisasi sejauh ini sudah berjalan dengan benar, fungsi dan tugasnya juga sudah dijalankan. Salahsatu contohnya penerapan upah minimum sektoral disana,” pungkasnya. (fajar aditya/jarkasih)