Titik Rawan Bencana Dibukukan

PANDEGLANG,SNOL– Hasil penelitian terhadap titik-titik rawan bencana sedang, dan besar di Kabupaten Pandeglang selama ini, ditindaklanjuti dengan membukukan peta lokasi. Di dalam peta itu juga terdapat cara bagaimana penanggulangan, antisipasi, serta upaya menekan resiko yang ditimbulkan akibat bencana.Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pandeglang, Doni Hermawan mengatakan, dengan adanya peta itu pihaknya tidak kesulitan lagi untuk melakukan evakuasi atau antisipasi. Petunjuk yang terdiri dari tiga buku itu diantaranya, buku Kajian Resiko Bencana (KRB), Rencana Penangulangan Bencana (RPB), dan buku Jalur Evakuasi Bencana Tsunami (JEBS).

“Buku ini sudah ada dari tahun 2014 lalu, dan ini bisa menjadi acuan untuk kami dalam melakukan tugas. Tidak hanya itu saja, lewat buku ini juga kami bisa menginformasikan daerah mana saja yang rawan bencana. Se Banten, baru kami yang merancang buku pemetaan bencana ini,” kata Doni, saat ditemui dikantornya, Kamis (3/9).

Dengan buku itu pihaknya lebih mudah dalam melakukan sosialisasi kepada warga, khususnya bagi daerah yang rawan bencana. Dari isi buku itu, daerah yang sangat rawan bencana, masih di daerah pesisir pantai meliputi Kecamatan Patia dan sekitarnya. Buku yang dibuat juga batas waktunya dari tahun 2014 – 2018, karena situasi dan kondisi alam juga ada perubahan.

“Bencana yang berpotensi terjadi di antaranya, banjir yang setiap tahunnya terus terjadi dan bertambah. Selain banjir, juga bencana Tsunami dan longsor ada di beberapa titik. Buku ini juga bisa berguna sebagai acuan pembangunan para investor yang masuk Pandeglang, agar membangun tidak cuma-cuma,” tambahnya.

Seperti halnya bencana gempa besar yang terjadi di Negara Jepang, kenapa korbannya sedikit? Karena, mereka juga memilki buku acuan tentang bencana alam seperti yang dibuatnya itu. Jadi ketika ada bencana, mereka sudah tahu harus lari kemana, harus melakukan apa dan yang lainnya.

“Banyak sekali manfaatnya buku ini. Kami juga sering mensosialisasikan ke daerah-daerah, agar masyarakat tahu tentang bencana. Pokoknya masyarakat di Kabupaten Pandeglang ini kami usahakan tahu semuanya,” ujarnya.

Anggota komisi IV DPRD Pandeglang, Ade Muamar mengaku menyambut baik langkah BPBD. Buku peta bencana itu merupakan ide kreatif dan inovatif, karena dengan begitu para petugas dilapangan sudah memiliki standar operasional masing-masing. Sehingga saat bertugas tidak kaku lagi. Masyarakat juga akan tahu titik rawan bencana, serta tempat evakuasi ketika ada bencana.

“Ini langkah yang baik untuk Pandeglang, dalam rangka penanggulangan bencana. Artinya, mereka tidak akan kebingungan jika harus bergerak saat melakukan tugas dan warga juga bisa mengerti tentang bencana, serta bisa waspada. Apalagi, jika buku itu terus disosialisasikan, dan petunjuk-petujuknya yang dibukukan diberikan kepada warga,” imbuhnya. (mg29/mardiana/jarkasih)

Tinggalkan Balasan

Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *