SERANG, SNOL Tiga sungai yang melintasi Kota Serang, saat ini tercemar limbah industri, rumah tangga, dan pertambangan pasir. Ketiga sungai tersebut yakni sungai Ciwaka, Cikadueun, dan Cibanten. Yang tercemar paling berat adalah Sungai Cibanten.
Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kota Serang, Djoko Sutrisno mengungkapkan, pencemaran terhadap sungai Cibanten diperparah lagi dengan limbah yang dihasilkan dari rumah tangga. Sampah warga umumnya dibuang ke sungai tersebut.
“Kalau yang dua lagi (Sungai Ciwaka dan Cikadueun-red) itu belum banyak pemukiman, jadi belum banyak limbah yang masuk ke dua sungai itu. Tapi penyebab pencemarannya dari beberapa industri dan rumah tangga,” ungkap Djoko saat sosialisasi Program Kali Bersih yang digelar BLHD Kota Serang, Jumat (16/11).
Ketiga sungai tersebut dipastikan tidak layak dikonsumsi. Baik untuk diminum maupun untuk kebutuhan memasak. Juga tidak layak digunakan untuk kegiatan mandi, cuci, dan kakus (MCK).
”Ketiga sungai itu masuk ke dalam tipe limbah B, yang airnya harus diolah dulu menggunakan teknologi sebelum digunakan. Tiga-tiganya tidak memenuhi syarat untuk digunakan sebagai kebutuhan sehari-hari, misalnya untuk air minum,” terangnya.
Tantangan yang paling berat dalam memulihkan sungai ke kondisi semula adalah mengubah pola pikir warga agar berperilaku sehat dan menjaga sungai. “Kegiatan ini digelar supaya stakeholder memahami kegunaan sungai untuk kehidupan berkelanjutan. Supaya mereka sadar pentingnya sungai yang bisa mendukung kehidupan ini,” imbuhnya.
Wakil Walikota Serang, Nana Suryana menyebut titik tekan program ini adalah penekanan angka sumber pencemaran sungai melalui pendekatan persuasif. ”Program ini harus didukung oleh semua pihak, termasuk oleh para camat, lurah, kepala desa, bahkan RT dan RW,” kata Nana. (app/bnn/eman)