Tiga Menteri “Plonco” Mahasiswa UPH Karawaci

KARAWACI, SNOL Sekitar 1.700 mahasiswa baru Universitas Pelita Harapan (UPH) Karawaci, Kabupaten Tangerang mendapat motivasi berharga. Menteri BUMN Dahlan Iskan, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Eka Pangestu dan Ketua DPD RI Irman Gusman menjadi narasumber pada Seminar Distinguished Guest di Grand Chapel UPH, kemarin (3/8).
Pada sesi pertama, Gita Wirjawan mengatakan, masa depan perekonomian Indonesia dalam 20 tahun mendatang berada di tangan Generasi Justin Bieber. “Generasi Justin Bieber akan menentukan masa depan Indonesia. Kalian akan menjadi  faktor penentu masa depan kalian sendiri, keluarga dan bangsa kalian,” ujar Gita kepada 1.700 mahasiswa baru UPH.
Mendag mengungkapkan, di tahun 2020 perekonomian Indonesia bisa menembus lima besar dunia. Produk domestik bruto (PDB) per kapita bisa mencapai US$30.000, atau naik signifikan dari $3.500 pada tahun lalu.
Gita mengatakan, masa depan bagi anak-anak Indonesia sangat prospektif karena fundamental perekonomian Indonesia terus membaik. Akses terhadap informasi dan  pendidikan makin mudah seiring dengan perbaikan infrastruktur. Dia mengatakan, anak-anak Indonesia perlu lebih mengenal bangsanya agar mereka bangga menjadi anak Indonesia.
Usai mengisi materi, Gita Wirjawan sempat bermain piano. Sekitar lima menit, jari mahir Gita memainkan piano hitam itu. Sontak setelah permainan selesai, tepuk tangan dari ribuan mahasiswa baru langsung membahana. Dengan rendah hati, Gita membungkukkan badannya mengucapkan terima kasih, layaknya seorang pemusik profesional menyudahi permainan.
Sesi selanjutnya giliran Dahlan Iskan, Mari Elka Pangestu dan Irman Gusman yang memberikan materi dengan dimoderatori pengamat politik Cipta Lesmana.
Dalam paparannya, Mari Elka Pangestu juga mengemukakan pengertian mengenai Ekonomi Kreatif dibandingkan dengan perannya di kepariwisataan. “Karena hanya Indonesia negara satu-satunya yang menjadikan industri Ekonomi Kreatif yang masuk di Kementerian,” jelas Mari mengawali pembicaraannya.
Melihat potensi dari ide-ide mahasiswa yang menurutnya sangat banyak, Mari menguraikan sedikitnya ada 15 industri ekonomi kreatif yang berada di naungannya. Sebut saja perfilman dan musik, fashion, desain, kuliner, media, komunikasi, dan belasan industri berpeluang lainnya. Dan remaja atau anak muda Indonesia, diungkapkan Mari, mengambil peran penting di dalamnya.
“Saya ingin adik-adik disini menjadi the next Steve Jobs, Mark Zuckerberg, atau dari Indonesia kita punya Ma’Icih pemilik ikon keripik singkong yang terkenal,” kata mantan menteri perdagangan ini.
Terakhir giliran Dahlan Iskan yang memberikan motivasi kepada mahasiswa baru. Bahkan Dahlan mendapat sambutan paling meriah. Hal tersebut nampak ketika sesi tanya jawab. Salah seorang mahasiswa baru yang bertanya bahkan tampak gementar dan menahan haru ketika mengutarakan kekagumannya pada Dahlan Iskan.
“Jujur saja saya penggemar bapak, ini suatu pengalaman yang saya tunggu. Tidak sia-sia saya datang dari Riau dan kuliah disini, akhirnya bisa bertemu bapak langsung,” aku mahasiswa yang mengambil fakultas teknik itu.
Dalam paparannya, Dahlan menyoroti gaya hidup kelas menengah yang ingin semuanya serba instan dianggap merepotkan pemerintah. Namun birokrasi harus bisa menyesuaikan diri dengan irama yang cepat itu. “Kalian dan penduduk lain yang sudah tidak miskin lagi (kelas menengah) sangat merepotkan pemerintah. Kalian maunya semua serba cepat padahal birokrasi kita masih lambat,” ujar Dahlan.
Selain serba instan, Dahlan juga melihat mentalitas kelas menengah saat ini adalah manja dan berani mengkritik. “Birokrasi harus bisa menyikapi tuntutan kelas menengah ini. Tidak mungkin meminta kelas menengah yang 130 juta orang itu untuk menyesuaikan diri dengan irama birokrasi,” katanya. “Birokrasi harus berubah, tapi sulit. Saya saja sampai dikartu kuning,” tambahnya.
Sementara itu, menurut Pembantu Rektor IV UPH, Budhi Yuwono mengatakan, Festival UPH 19 itu sebagai bentuk sambutan kepada mahasiswa baru di kampusnya. “Kami menyambut mereka tanpa adanya ospek apalagi pengkeloncoan, jadi tentu saja bisa membekali mereka langsung dari ahlinya,” ujar Budhi. (pramita/deddy)

Tinggalkan Balasan

Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *