TANGERANG, SNOL Mahasiswa Universitas Islam Syekh Yusuf (UNIS) Tangerang mengkritik pelaksanaan sosialisasi Pemilukada oleh KPUD Kabupaten Tangerang. Kritik datang dari kelompok mahasiswa yang menamakan diri Jaringan Mahasiswa Penyelamat Anggaran Negara (JAMPANG).
Menurut perwakilan JAMPANG, Riyan Erlangga, kegiatan sosialisasi tersebut tidak tepat sasaran. “Sebenarnya sosialisasi seperti ini tidak efektif. Sebab tidak tepat sasaran mestinya KPUD lebih memprioritaskan untuk terjun langsung kepada masyarakat”papar Riyan.
Lebih lanjut Ryan menambahkan, sosialisasi semacam ini merupakan pemborosan anggaran. Sebab untuk mengadakan sosialisasi di UNIS saja, KPU harus menggelontorkan dana senilai Rp 12 juta. Selain menghambur-hamburkan anggaran, pihaknya juga menuding kegiatan ini hanyalah formalitas bagi KPUD Kabupaten Tangerang untuk menggugurkan kewajibannya.
KPUD yang diwakili oleh Ade Awaludin berjanji akan menggunakan anggaran seefisien mungkin. Dirinya pun menjelaskan, sosialisasi melalui kampus merupakan metode yang baru, khususnya di Kabupaten Tangerang. Sebab tak semua kampus yang mengajukan proposal untuk menyelenggarakan sosialisasi ini diterima, melainkan hanya yang memenuhi persyaratan dan mampu menyelenggarakan secara profesional yang akan dipilih.
“Salah satu alasan kenapa saya memilih UNIS menjadi tempat di selenggarakannya sosialisasi ini karna 37 persen mahasiswa UNIS adalah orang Kabupaten yang punya hak pilih pada Pilbup 09 desember mendatang,” ujarnya.
Dalam pemaparan materinya, Ade juga menjelaskan mengenai proses dan tahapan pemilu. Termasuk soal daftar pemilih yang jumlahnya mencapai 1,9 juta hak suara. Bahkan untuk meningkatkan partisipasi pemilih, pihaknya mengaku telah bekerjasama dengan ormas dan MUI dengan mengeluarkan jargon bahwa memilih adalah ibadah.
KPUD mengharapkan tingkat partisipasi politik masyarakat bisa terus meningkat dari tahun sebelumnya, sehingga pemilu bisa dilakukan dengan satu putaran dengan alasan untuk menghemat anggaran. Dirinya juga menyebutkan, jika pemilu sampai memasuki putaran kedua yang kemungkinan dijadwalkan pada bulan Februari, maka akan menelan biaya hingga Rp 30 miliar. Namun jika hanya satu putaran, maka mungkin hanya menghabiskan dana sekitar satu miliar saja.
Ratusan mahasiswa UNIS yang hadir dalam acara tersebut nampak begitu antusias. Banyak pertanyaan yang diajukan mulai dari soal anggaran, DPT, hingga kemungkian terjadinya kecurangan pada proses pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Tangerang. (mg4/made)