Siswa Pendiam Bacok Guru

F_siswa_bacok_guru

PANONGAN,SNOL FH (16) siswa SMK Darussalam Kecamatan Panongan Kabupaten Tangerang kalap. Remaja pendiam itu membacok Muryanah (23), guru sekolahnya dan Sri Hastati (41), pemilik yayasan, Selasa (6/10) malam. Kedua korban yang merupakan ibu dan anak itu kini dalam kondisi kritis.

Tindakan brutal FH terjadi Selasa, 6 Oktober 2015 sekira pukul 23.15 Wib. Dia memulai aksinya dengan mendatangi rumah korban yang berada di area sekolah Darussalam, Jalan H. Masirun Kampung Bubulak RT 01 RW 03 Kelurahan Mekar Bakti, Panongan. Remaja berkulit putih itu memasuki kediaman Sri Hartuti dengan cara memanjat pohon yang ada di belakang rumah. Selanjutnya, pelaku yang sudah berada di atas genteng merangsek masuk dengan cara merusak eternitnya.

Setelah berada di dalam rumah, FH sempat mengetuk pintuk kamar Muryanah untuk memastikan keberadaan korban. Akan tetapi karena tidak ada jawaban, dia beralih ke kamar berikut yakni kamar peristirahatan Sri Hastati. Kebetulan kedua korban memang berada di kamar tersebut.

Kedatangan FH diketahui pemilik rumah. Namun karena FH datang dengan membawa sebilah golok dan penutup muka, kedua korban sempat berteriak maling. Namun teriakan tersebut tak membuat pelaku takut. FH malah menghujamkan goloknya ke arah Sri Hastati. Melihat ibunya dianiaya orang, sang anak berusaha menghalaunya sambil berteriak meminta tolong. Nahas Muryanah malah ikut menjadi korban pembacokan tersebut. Muryanah terkapar setelah terkena 12 bacokan di kepala dan leher. Dia juga melukai Sri Hastati dengan 5 bacokan.

“Kedua korban masih dalam keadaan kritis. Dan mendapat perawatan di Hospital Ciputra kawasan Citra Raya. Keduanya sama-sama mengalami luka serius pada bagian kepala leher dan lengannya,”ungkap Kompol Arman, Kepala Satuan Reskrim Polresta Tangerang, Rabu (7/10).

Arman mengatakan usai melancarkan aksinya, FH pergi meninggalkan kedua korban dalam keadaan terluka parah. Pelaku kabur dengan menggunakan sepeda motor miliknya. Namun berselang beberapa jam kemudian, pelaku pembacokan yang sudah diketahui identitasnya diserahkan orang tua untuk diproses sesuai hukum.

“Pelaku akan ditahan selama 14 hari ke depan. Sebelum P21 atau sebelum berkas-berkasnya terkumpul belum bisa dilakukan penyidikan. Karena masih dalam kategori anak-anak,” tutur Arman.

Sedangkan ketika ditanyakan motif yang dilakukan pelaku Arman menjawab belum bisa memastikannya. Meski demikian pihaknya sudah mendapat informasi sebab akibat terjadinya peristiwa yang hampir menewaskan guru dan Ketua Yayasan Darussalam ini.

“Informasi yang didapat pelaku kesal karena kerap dimarahi pada jam sekolah. Sementara dugaannya adalah balas dendam,” paparnya.

Polisi berencana membawa FH ke rumah sakit untuk diperiksa kondisi kejiwaannya. Kendati demikian, Arman mengaku ada sedikit perbedaan dalam melakukan pemeriksaan. Sebab pelaku pembacokan masih dalam kategori anak-anak.

“Karena ini masih anak-anak ya, tentu ada perbedaan, ada keringanan sedikit dalam menanganinya. Rencananya kami akan periksa kondisi kejiwaannya juga,”tukas Arman.

Pasca pembacokan, Yayasan Darussalam di Jalan H. Masirun Kampung Bubulak RT 01 RW 03 Kelurahan Mekar Bakti Kecamatan Panongan Kabupaten Tangerang nampak lengang. Lokasi yang biasanya dijadikan sebagai tempat belajar mengajar ini terlihat sepi, hanya ada beberapa orang guru yang hadir di sekolah tersebut.

Rojak, tetangga korban yang juga saksi mata kejadian mengatakan saat pembacokan terjadi sempat mendengar teriakan dari rumah korban. Dia mengira salah seorang penghuni rumah mengalami kesurupan. Ketika didatangi warga ternyata ada usaha percobaan pembunuhan yang dilakukan FH. Bahkan salah satu diantara korban ada yang berlari keluar rumah meski dalam keadaan terluka parah.

“Ibu Sri keluar rumah minta tolong sama warga. Enggak lama pelaku keluar juga dari pintu depan. Tapi karena pakai golok kami juga takut. Pas lari sempat dipukul pakai kayu balok sama warga,” ungkap Rojak. (mujeeb/gatot/satelitnews)

Tinggalkan Balasan

Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *