Siang Berbaur, Malam Jajakan Diri di Jalanan

PROSTITUSI TERSELUBUNG DI TEGAL ROTAN

Nama lokalisasi tak resmi itu adalah Tegal Rotan. Lokasinya ada diantara dua kelurahan di kawasan Kecamatan Ciputat, Kota Tangsel. Yakni, Kelurahan Sawah Lama dan Kelurahan Sawah Baru.

SANUSI PANE, Ciputat

Bagi kebanyakan orang, tempat ini sudah dikenal luas sejak tahun 1980-an. Bisnis esek-esek yang identik dengan Pekerja Sek Komersial (PSK) itu diakui warga sudah ada, jauh sebelum pengembang Bintaro Jaya melebarkan bisnis propertinya di kawasan tersebut.

Jika diperhatikan sekilas, tidak ada aktifitas berbau prostitusi di tempat itu. Apalagi jika mentari masih bersinar terang, suasanya biasa saja seperti kebanyakan daerah di Tangsel yang padat penduduk dan ramai kendaraan lalu lalang.

Namun, saat gelap tiba, satu persatu, wanita penghibur yang siap disewa jasanya oleh pengguna jalan, mulai nampak di ruas jalan sepanjang 400 meter, yang letaknya tidak jauh dari pintu Tol Bintaro.

“Kalau siang begini sepi, pada di kontrakan. Nanti jam 8-9 malem baru pada keluar ke jalan,” kata Anshori (36), warga lingkungan setempat saat ditemui Satelit News, Selasa (9/4).

Jika siang hari, pekerja seks komersial ini sama layaknya warga kebanyakan yang tinggal di kontrakan. Aktifitas para wanita pekerja malam di Tegal Rotan sudah dianggap hal yang biasa oleh warga. Bahkan, seperti acuh tak acuh, warga juga menganggap adanya perempuan yang mangkal di pinggir jalan bukanlah hal yang tabu lagi di kawasan itu saat ini.

“Banyaknya kalau malam, mereka keluar dan mencari pelanggan di jalan. Kebanyakan pakai celana pendek dan terlihat seksi. Kalau sudah dapat pelanggan, biasanya pelanggan itu dibawa ke dalam (kontrakan),” imbuhnya, sambil menunjuk salah satu gang tempat kontrakan itu berada.

Ditelusuri ke dalam perkampungan, memang banyak kontrakan dan kos-kosan yang terdapat di salah satu gang di jalan yang ditunjuk Anshori. Penghuninya rata-rata wanita muda, dan sebagian sudah berkeluarga. Diantara penghuni kontrakan, sebagian kelihatan asyik duduk santai di muka kontrakan, sedang sebagian lainnya nampak berseliweran.

Di kontrakan yang didatangi Satelit News, tidak banyak dijumpai wanita yang diduga sebagai PSK. Rata-rata mereka mengaku sebagai pegawai swasta, atau ibu rumah tangga. Tapi, beberapa diantaranya ada yang terus terang memberi jasa pelayanan bagi lelaki hidung belang.
Seperti Evi (24), demikian wanita ini menyebutkan namanya. Menurut wanita asal Leuwiliang, Kabupaten Bogor ini, dia belum lama bekerja di lokalisasi tak resmi tersebut.

“Kadang saya ikut mangkal, melayani tamu, dibawa ke kontrakan juga. Tapi, hanya untuk minum (bir). Lumayan dari penjualan bir bisa dapet Rp50 ribu-Rp100 ribu/botol,” jelasnya.

Setidaknya, kata wanita berambut sebahu ini, saat ini sudah tidak banyak yang bekerja sepertinya. Baginya, ia bekerja seperti itu karena himpitan ekonomi saja, dan membutuhkan biaya untuk anaknya di kampung.

“Saya punya anak, anak saya di kampung. Karena saya tidak sekolah, makanya kerja begini untuk biaya hidup,” ucapnya.

Seperti Evi, wanita lain yang meyebut namanya Imah (29) ini juga tidak segan menawarkan minuman kepada wartawan.
“Sudah biasa sih. Kalau ada tamu yang datang ditawari minuman. Saya hanya menemani saja, kadang, yang masih muda yang cari tamu di jalan,” ucapnya, saat ditemui Kamis (4/4), malam lalu.

Bagaimana aktifitas mereka jika siang? Imah mengaku kalau siang seperti kebanyakan warga, kadang mengikuti pengajian, kadang ada juga teman-temannya yang ikut belajar umum di salah satu Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM), di Cirendeu. “Biasa saja kalau siang, kadang di kontrakan, kadang belanja, kadang juga ikut pengajian,” singkatnya.

Ketua PKBM Putera Jaya Yanti Wahid mengatakan, setidaknya ada belasan PSK Tegal Rotan yang belajar di PKBM yang dikelolanya. Menurutnya, kebanyakan para PSK ini mengambil jalur pintas menjajakan diri lantaran tidak memiliki keahlian dan pendidikan yang mencukupi.

“Umumnya para PSK tidak tamat SMP. Jadi kami mulai kejar paket dari SMP hingga SMU. Mereka yang lulus paket kami harapkan bisa keluar dari Tegal Rotan dan bekerja di tempat lain,” imbuh wanita berjilbab yang mengkhuskan PKBM-nya sebagai tempat belajar bagi para PSK di kawasan Ciputat dan Tegal Rotan.(deddy)

Tinggalkan Balasan

Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *