SEPATAN, SNOL Aktivitas hari pertama tahun ajaran baru di SDN Jatimulya, Sepatan Timur, Kabupaten Tangerang, kemarin (16/7) dilalui dengan keprihatinan. Para siswa terpaksa belajar di kantor desa setempat lantaran tidak memiliki gedung. Padahal, sekolah yang memiliki 50 murid itu sudah setahun berdiri.
Tak ayal, kantor desa pun menjadi penuh sesak. Pelayanan kepada warga pun terganggu akibat sejumlah ruangan digunakan untuk kegiatan belajar mengajar siswa kelas I dan II.
“Sejak tahun lalu dimulai aktifitas belajar hingga sekarang tahun ajaran baru ini kami memang belum mempunyai gedung. Jadi sementara menggunakan ruangan di kantor desa ini,” kata Yasir Arafat tenaga pengajar sekaligus pengelola SDN Jatimulya I kepada Satelit News, kemarin.
Yasir mengaku sejak dirinya diminta mengelola SDN Jatimulya I oleh UPT Pendidikan Kecamatan Sepatan Timur, sejumlah upaya sudah dilakukannya agar sekolah tetap berjalan. “Kami sebagai tenaga didik prihatin dengan kondisi pendidikan di desa ini. Sejak pemekaran Desa Kedaung Barat, sampai saat ini Desa Jatimulya belum punya gedung sekolah,” ungkapnya.
Padahal, kata Yasir, animo masyarakat di desa untuk menyekolahkan anaknya cukup tinggi. Selain itu, kalau harus bersekolah di desa tetangga warga dan anak-anak harus menempuh jarak 2 kilometer untuk mencapai SDN Kedaung Barat 4.
“Untuk ke sekolah jaraknya jauh, orang tua khawatir anaknya belum bisa menjaga diri. Mengingat kondisi jalan desa yang ramai dengan kendaraan dan di sisi jalan banyak kali yang cukup dalam. Karenanya SDN Jatimulya I dibangun,” terang Yasir.
Saat ini SDN Jatimulya hanya memiliki enam orang tenaga pendidik. Aktifitas belajarnya pun hanya dilengkapi dengan papan tulis mini, bangku, meja dan rak buku. “Karena ruangan yang tidak terlalu luas, kadang ada siswa yang duduk satu bangku bertiga. Kami berharap gedung bisa cepat terealisasi, sehingga aktifitas belajar mengajar bisa optimal,” harapnya.
SDN Jatimulya mengandalkan iuran untuk kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan. Sedangkan untuk honor para guru, menurut Yasir, semua tenaga pendidik di SDN Jatimulya tidak terlalu memikirkan soal bayaran. “Bahkan kami tidak memungut biaya masuk siswa baru, hanya iuran Rp500 saja per siswa per minggu,” terangnya.
Nurmi (28), salah satu wali murid mengaku senang dengan adanya sekolah dasar di desanya. Hal ini karena lebih memudahkan anak-anak di desa tersebut untuk mendapatkan jenjang pendidikan dasar dengan jarak tempuh yang lebih dekat. “Kalau harus nyebrang ke desa lain, jaraknya jauh dan saya khawatir anak saya belum bisa jaga diri. Namanya juga anak-anak kadang suka tidak melihat situasi di jalan,” tuturnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala UPT Pendidikan Kecamatan Sepatan Timur, Dayat mengatakan, pihaknya sudah melakukan upaya untuk pembangunan sekolah ini. “Saat ini pembangunan gedung SDN Jatimulya I sudah masuk daftar lelang di Dinas Cipta Karya. Rencananya dibangun sekitar Agustus tahun ini. Kami harap bersabar, karena untuk proses pembangunan sarana pendidikan yang layak, memang membutuhkan tahapan dan waktu,” pungkasnya. (fajar aditya/deddy)
Setahun Siswa SD Jatimulya, Sepatan, Sekolah Numpang di Kantor Desa
July 17th, 2012 Editorial-3
Posted in berita photo, KABUPATEN TANGERANG, METRO TANGERANG Tags: Desa Jatimulya, Desa Kedaung Barat, Kantor Desa, Yasir Arafat