SERPONG UTARA,SNOL Apa jadinya jika wanita Jepang memasak makanan Indonesia? Inilah yang terlihat di kelas memasak Kampoeng Aer, Jalan Raya Serpong Kecamatan Serpong Utara Kota Tangerang Selatan. Tujuh istri para expartriat Jepang terlihat seru saat memasak tahu isi, dan menu nusantara lainnya, Kamis (18/10).
Machii, salah seorang peserta kelas memasak bersama chef internasional, tampak kerepotan diawal, mulai dari kompornya yang tidak mau menyala, bahan-bahan masakan yang ternyata kurang, hingga beberapa hal untuk memasukan bumbu masakan ke tumisannya.
Menu pertama, chef Nchank meninstruksikan untuk menumis terlebih dulu isi dari tahu yang akan digoreng garing nantinya. Semakin lama, Machii mulai terbiasa dengan instruksi yang diberikan. “Tidak susah sebenarnya, hanya angin saja yang kencang, jadi kompor saya sempat tidak membuat oil nya panas,” ujarnya dalam bahasa Indonesia terbata.
Wanita yang sudah satu tahun berada di Indonesia ini mengaku sangat menyukai menu ikan goreng khas Indonesia. Makanya, saat memasuki menu selanjutnya gurame saos mangga, Machii semakin mahir saja. Padahal waktu di Osaka Jepang, Machii tidak terbiasa memakan menu digoreng, hanya menu direbus atau mentah saja yang terbiasa dengan lidahnya.
Sebelum memasak, Machii dan enam wanita Jepang lainnya dipersilahkan untuk mencicipi bahan dasar dalam memasak. Seperti tahu Sumedang, tahu cokelat asli tataran Sunda ini membuat istri pengusaha asal negeri sakura itu ketagihan. “Asin ya, tapi watashi wa suki,” ujar Marchii mengutarakan rasa sukanya pada tahu Sumedang itu.
Setidaknya, tiga tahu Sumedang berukuran sedang dilahapnya. Walaupun harus dimakan dengan cabai rawit hijau, Machii menjauhinya, karena dia mengaku tidak menyukai rasa pedas. Ruang kelas yang berada di pendopo terbuka itu ternyata menjadi ramai saat chef Nchank mengarahkan untuk menu ke tiga, salad ayam.
Sangat terlihat, antara wanita Jepang yang terbiasa didapur ataupun tidak. Sesekali Chef Nchank menggelengkan kepalanya, saat mencicipi rasa keasinan, atau cara masak yang salah. Dengan sabarnya, chef yang juga tergabung dalam Indonesian Chef Association (ICA) itu mendatangi meja kelasnya mengecek dan merasakan rasa masakan mereka.
“No, this not salty,” kata Chef Nchank sembari memasukan garam, gula, dan lada hitam ke tumisan salah seorang peserta. Dengan gaya profesionalnya, Chef Nchank mengangkat penggorengan dan mengaduknya dengan melempar-lembar ke udara semua tumisan yang ada didalamnya. Para wanita Jepang itupun tepuk tangan melihat aksinya.
Menurut sang juru masak, tidak susah sebenarnya dalam melatih insting masak para wanita Jepang itu. Terlebih, masakan yang diajarkan adalah masakan Indonesia yang mudah. “Sebenarnya seru, enggak ada yang sulit. Mereka pun dengan cepat mengerti saat diajarkan,” ujar pria yang juga menjabat sebagai executive chef di Kampoeng Aer.
Ericson Budianto sang pemilik restoran mengatakan, para peserta cooking class kali adalah para istri expatriat Jepang. “Mereka ini para ibu dari anak-anak yang bersekolah di Teddy Bear School Pondok Indah Jakarta,” ujarnya. (pramita/jarkasih)