PONDOKAREN,SNNOL Tumbangnya sejumlah pohon dan papan reklame di kawasan Serpong dan Pamulang saat hujan lebat disertai tiupan angin kencang masih mungkin terjadi hingga beberapa minggu ke depan.
Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) memprakirakan, proses pergantian musim kemarau ke musim jujan (pancaroba) berdampak pada perubahan cuaca ekstrem di hampir semua kawasan Jabodetabek.
Kepala Stasiun Klimatologi Kelas II Pondok Betung Sri Handayani mengatakan, wilayah Jabodetabek telah memasuki masa pergantian musim atau pancaroba. Perubahan musim dari musim kemarau ke musim hujan menyebabkan munculnya angin kencang, satau puting beliung.
“Berdasarkan prakiraan cuaca BMKG, saat ini kecepatan angin yang disertai hujan sudah mencapai 50 sampai 70 kilometer per jam. Kondisi ini patut diwaspadai,” ucapnya, Selasa (23/10).
Menurut Sri, meskipun potensi puting beliung nyaris terjadi di semua kawasan Jabodetabek, tidak menutup kemungkinan potensi tinggi masih akan terjadi di sejumlah kawasan di Kota Tangsel. Khususnya di kawasan Serpong dan Pamulang yang belum lama juga sempat diterjang angin kencang tersebut.
“Di Kota Tangsel, terdapat zona merah yang memang berpotensi angin puting beliung. Seperti sejumlah kawasan di Serpong dan Pamulang. Sedangkan, di Kabupaten Tangerang, berpotensi terjadi di Kecamatan Curug. Walaupun kondisi itu belum pasti, sesuai dengan prediksi hembusan angin saja yang bisa melebihi 70 kilometer per jam,” jelasnya.
Terpisah, Kepala BMKG Wilayah II Ciputat Subardjo mengatakan, saat ini beberapa wilayah Indonesia termasuk Jabodetabek sedang memasuki masa perubahan dari musim kemarau ke musim hujan. Pada masa pancaroba ini sering ditandai dengan fenomena cuaca ekstrim. Seperti suhu udara mengalami ketinggian pada siang hari dan tiba-tiba terbentuk awan gelap atau awan Cumulunimbus (CB).
“Pada kondisi ini, setiap datang sore kerap terjadi potensi turun hujan lebat sesaat, diikuti dengan petir dan angin kencang. Dimana, angin disebabkan dari gumpalan awan CB berwarna abu-abu gelap, dengan kecepatan angin berkisar 30-40 knots atau 45 – 60 kilometer per jam. Angin seperti ini mampu menggoyangkan pepohonan dan bisa merusak lingkungan sekitar,” bebernya.
Menurutnya munculnya angin puting beliung, berpeluang sama terjadi di seluruh wilayah Indonesia termasuk Jabodetabek. Ciri-ciri dari angin puting beliung, pada saat siang hari terlihat awan putih seperti bunga kol, kemudian berkembang menjadi awan gelap disertai hembusan udara dingin.
“Pada sore menuju malam hari, angin semakin cepat diikuti hujan lebat dan disertai es. Angin ini tidak dapat diprediksi, datangnya tiba-tiba dan singkat antara 3-5 menit, terjadi secara lokal pada radius 5 – 10 kilometer,” singkatnya. Sebelumnya, belasan papan reklame dan pohon tumbang di kawasan Pamulang, Jumat (19/10). Sedangkan jauh hari sebelumnya, sejumlah reklame tumbang dan belasan rumah lainnya rusak di kawasan Serpong setelah puting beliung menerjang kawasan tersebut.
“Himbauan kami, masyarakat pengguna jalan untuk berhati-hati saat hujan seperti ini datang, karena angin kencang dapat menggangu pengendara. Demikian juga dengan pemilik reklame dan pepohonan yang rawan tumbag, harus segera ditebang atau diperbaiki,” imbaunya. (pane/gatot)