Sekretaris PWI Banten Dicopot
SERANG,SNOL– Sekretaris Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Banten, Mashudi, dikabarkan dicopot dari jabatannya. Pencopotan tersebut diduga terkait pencairan dana hibah yang akan digunakan untuk membeli mobil operasional. Dimana Mashudi, selaku sekretaris enggan menandatangani proposal pencairan dana hibah tersebut, dengan alasan khawatir melanggar hukum.
Kepada wartawan, Mashudi membenarkan adanya kabar tentang rencana pencopotan dirinya. “Tadi siang (kemarin red) ada pleno reshuffle pengurus di tubuh PWI. Kabarnya, salah satu yang akan diganti, termasuk saya,” ujar pria yang juga sebagai Pemimpin Redaksi Harian Radar Banten tersebut, Senin (19/5).
Menurut Mashudi, dirinya menerima undangan pleno reshuffle tersebut, namun tidak menghadiri rapat lantaran ada tugas resmi dari perusahaannya yang tak bisa ia tinggalkan. Terkait hasil rapat pleno kemarin, pihaknya juga belum menerimanya.
“Saya belum dapat tembusan hasil rapatnya. Namun agenda rapat tadi (kemarin, red) memang tentang reshuffle pengurus sesuai yang tercantum dalam surat undangan yang dikirim pada Sabtu (17/5) lalu. Dan berdasarkan dari peserta hadir tadi (dalam rapat), saya memang mau dicopot, namun penggantinya belum ada,” katanya.
Lebih jauh dijelaskan Mashudi, kemungkinan pencopotan dirinya memiliki kaitan kuat dengan keengganannya menandatangani proposal pencairan dana hibah karena ia khawatir tersandung persoalan hukum. Karena katanya, PWI merupakan organisasi yang tidak diperbolehkan menerima kucuran dana hibah berturut-turut.
“Yang boleh itu hanya PMI, KNPI, KONI dan Pramuka. Itu kan aturan, masa aturan mau kita labrak. Lagian kan beli mobil itu enggak penting. Yang terpenting adalah melakukan pembinaan terhadap wartawan-wartawan di Banten, khususnya anggota PWI,” tegasnya.
Jika benar dirinya dicopot, Mashudi pun mengaku tak keberatan dilengserkan dari kepengurusan PWI Banten. “Lebih baik saya tidak jadi pengurus daripada tandatangan pembelian mobil dari dana hibah yang tidak sesuai ajuan dan peruntukannya,” ujarnya, seraya menambahkan penggunaan dana hibah semestinya sesuai dengan pengajuan proposal sebelumnya. “Jika tidak sesuai, berarti nggak bener dong,” imbuhnya.
Penelusuran wartawan, proposal pencairan dana hibah tersebut telah dilayangkan ke Pemprov Banten tertanggal 30 April 2014 lalu. Di dalam proposal tersebut terdapat tiga pengurus yang menandatanganinya. Antara lain, Ketua PWI Banten Firdaus, Suyitno sebagai Bendahara PWI Banten dan M.Suhaemi, sebagai Wakil Sekretaris PWI Banten. Dalam proposal pengajuan pencairan dana hibah sebesar Rp780.085.000 tersebut terdapat poin pembelian kendaraan operasional sebesar Rp197.450.000. Lainya yakni diperuntukan untuk delapan kegiatan PWI, diantaranya Sekolah Jurnalistik Indonesia Rp253.150.000 dan rapat pleno yang dianggarkan Rp39.285.000.
Dihubungi terpisah, Ketua PWI Provinsi Banten, Firdaus membantah jika dirinya melakukan reshuffle dan mendepak Mashudi dari jabatannya sebagai Sekretaris PWI Provinsi Banten. Meski demikian, dirinya tidak membantah jika kemarin telah dilakukan rapat pleno yang membahas tentang reshuffle. “Tidak, tidak ada pencopotan, Mashudi masih menjabat sebagai sekretaris. Kita memang membahas reshuffle, akan tetapi bukan mengganti Mashudi,” jelas Firdaus.
Terkait kabar pencopotan Mashudi yang dilakukan lantaran tidak mau menandatangani proposal pencairan dana hibah yang salah satu poinnya untuk pembelian mobil operasional, Firdaus pun membantahnya. “Masa mau beli mobil saja mesti mencopot seseorang, tidak benar kalau begitu. Hari ini (kemarin, red) kita baru saja menggelar pleno yang intinya memperkuat kode etik dan fakta integritas pengurus PWI,” jelas Firdaus. (tus/adh/bnn/jpnn)