KELAPA DUA,SNOL Sekolah SMA Santa Ursula BSD atau yang sering disingkat Sanur, tampil sebagai juara umum dalam Festival Pelajar Banten 2012. Sanur menjadi juara satu dalam Kompetisi Kreativitas dan kewiraushaan Sosial (K3S).
Dengan usulan proposal kewiraushaan berjudul ‘Memajukan Wisata Banten dengan Konsep Replika Tempat Wisata Budaya’, Krissan Malinda, Fritz Andryan, dan Dominico Adrian Sundjaja berhasil memperoleh nilai tertinggi. Krissan dan rekannya sukses menggungguli dua tim finalis lainnya yakni SMAN 28 Kabupaten Tangerang yang meraih juara ke-2 dan SMAN 2 Kota Tangerang Selatan di peringkat ke-3.
Sanur juga menempatkan satu finalis dalam lomba penulisan esai yakni Marcella Karina Putri. Meski tidak mengikuti jejak tim K3S, Karina yang keluar sebagai juara dua, tetap berperan penting dalam mengantar Sanur memperoleh gelar juara umum. Dengan dua finalis, sekolah yang beralamat di Jl. Letjen Sutopo Kompleks BSD Sektor I/2 Kota Tangerang Selatan ini menjadi sekolah dengan peserta paling banyak masuk ke final. SMA lainnya masing-masing hanya mampu menempatkan satu finalis saja.
Perhitungan juara umum sendiri, dilihat dari keikutsertaan dalam lomba K3S dan penulisan esai. Sedangkan untuk dance, boy and girl band, mading 3 dimensi, masing-masing mendapatkan piala tersendiri dan tidak dimasukan ke dalam perhitungan perebutan poin untuk piala Gubernur Banten.
Ditemui usai menerima penghargaan Krisaan, Andry dan Dominico mengaku senang dan tidak menyangka akan keluar sebagai pemenang. “Sebenernya ini bukan ide pertama. Sebelumnya lebih ke infrastruktur, misalnya ingin membangun jalan yang lebih baik untuk akses ke obyek wisata di Banten. Tapi Krissan mikir lagi, inikan lomba yang menekankan kreatif. Kalau sekedar rencana perbaikan infrastruktur kayaknya kurang kreatif, jadi di rombak,” papar Andry.
Setelah menggali makana kreatif Krissan, Andry, dan Dominco akhirnya memunculkan ide tentang pembuatan replika tempat wisata di Banten atau Banten leutik (Banten kecil). Mengingat begitu luasnya Banten dan banyak situs budaya dan kekayaan alam yang menarik sehingga tidak mungkin cukup dilakukan dalam satu hari untuk berkeliling Banten. Maka munculah ide menyatukan semua obyek wisata yang ada di Banten kedalam satu wilayah. Ide ini juga terinspirasi dari Window of The World di Shenzhen Cina yang menampilkan replika obyek wisata dunia dan TMII yang menyajikan replika Indonesia.
Ketika ditanya mengenai pesan yang ingin disampaikan bagi rekan-rekan yang ingin mengikuti kegiatan serupa, Krissan yang juga ketua OSIS SMA-nya mengatakan “Jangan takut buat ber-ide. Tuangkan saja yang ada di kepala,” sarannya.
Berbeda dengan rekan satu sekolahnya Karina yang mengikuti lomba esai. Mencari inspirasi penulisan ide awalnya dengan memunculkan keinginan membuka dialog atau bertanya kepada temannya yang telah lebih lama tinggal di daerah Banten. Namun pada akhirnya niat ini ia urungkan. Memanfaatkan google, Karina menemui topik menarik yang kemudian ia angkat. Pilihannya jatuh pada wayang garing.
Pertunjukan wayang khas Banten yang ditampilkan tanpa iringan musik. Dengan judul esai ‘Wayang Garing, Pudar Tawamu Kini’, Karinapun tampil sebagai Runner up. Sebagai penutup perbincangan, remaja yang bercita-cita menjadi diplomat ini mengajak rekan-rekan remaja lainnya, membuka hati untuk peduli terhadap Budaya dan terus mengasah kreatifitas, salah satunya dengan jalan menulis. (mg-1/jarkasih)
Santa Ursula Boyong Piala Gubernur Banten
September 17th, 2012 Editorial5