Saipah bayi berusia 20 hari itu, terbaring lemah di kasur ruang anak RSUD Berkah Pandeglang. Anak ke 4 dari pasangan Asmah (35) dan Waslim (42), warga Kampung Bama Hilir, Desa Margagiri, Kecamatan Pagelaran, menderita Hydrocepalus ini, dan lahir sungsang.
Asmah yang ditemui di RSUD Berkah mengatakan, sejak lahir, Saipah sudah mengalami kelainan, ada benjolan dibagian kepala. Namun, benjolan itu tidak terlalu besar seperti sekarang.
“Kami sudah sempat membawa ke orang pintar untuk pengobatan dan berharap mengetahui penyakit anak saya itu. Tapi, kami terhambat biaya, dan Alhamdulillah ada yang membantu saya hingga anak saya dibawa ke RSUD ini,” kata Asmah, kepada wartawan, Senin (4/6).
Menurut Asmanah, Saipah sering menangis, seolah kesakitan dengan penyakit yang dideritanya. Terkadang, kata Asnamah, badan Saipah panas meninggi dan tidak mau diberikan Air Susu Ibu (ASI), sehingga dirinya bersama suami dan keluarga cemas.
“Suami saya juga tidak tahu penyakit yang diderita anak kami itu. Kami baru mengetahui, anak kami menderita penyakit Hydrocepalus dari dokter di RSUD Berkah ini,” ujarnya.
Berat badan bayi kurang dari 2 Kg, dengan panjang sekitar 40 Cm. Kondisi kaki, tangan dan badan bayi sangat kecil, hanya dibagian kepala mengalami pembesaran, karena cairan yang mengendap. Dede Sumantri, salah seorang relawan sebuah partai politik yang membantu membawa Saipah ke RS Berkah mengatakan, akan mengadvokasi dan mendampingi keluarga pasien sampai sembuh.
“Saat ini si bayi dirawat di ruang anak RSUD Berkah Pandeglang sambil menunggu perkembangan. Kalau pun memang harus dirujuk ke RS yang lebih memadai, kami sudah menyiapkan kebutuhan bayi itu,” kata Dede.
Dede menuturkan, pasien tiba di RSUD Berkah sekitar pukul 10.30 Wib dan langsung ditangani tim medis.”Ini adalah salah satu kasus yang ditemui di wilayah Pandeglang, tapi kemungkinan masih ada banyak kasus lain, yang membutuhkan perhatian atau pertolongan dari semua pihak. Kami sangat berharap Saipah bisa tertolong,” harapnya.
Direktur RSUD Berkah Pandeglang dr. Susi Badrayanti mengatakan, bersama tim medis yang ada, pihaknya akan berusaha maksimal untuk menangani pasien hydrocephalus ini.
“Kalau pun memang dirasa ada kekurangan, kami akan merujuk ke RS yang lebih lengkap secara fasilitas kesehatan dan kelengkapan tenaga medis. Tapi, untuk saat ini akan kami tangani dulu secara maksimal,” kata Susi. (eman)
Saipah, Bayi Hydrocepalus yang Lahir Sungsang dan Tolak ASI
June 5th, 2012 Editorial-3