PAGEDANGAN,SNOL Duka mendalam atas tragedi pembantaian kaum Muslim Rohingya di Myanmar juga dirasakan anak bangsa. Kali ini, seluruh siswa dan guru di MTs Negeri Pagedangan Kabupaten Tangerang menggelar aksinya. Uang sebesar Rp1,4 juta lebih terkumpul hanya dalam waktu lima menit saja, Kamis (2/8).
Aksi tersebut digelar pada pagi hari setelah menggelar tadarusan dan sholat Dhuha bersama di lapangan. Sebagai aksi pembuka, orasi tentang Rohingya pun diteriakan Puji Rahayu, seorang siswi kelas tiga.
“Saudara kita Muslim Rohingya di Myanmar tiap tahunnya selalu berkurang. Tercatat pada Mei 1997 berjumlah 7 juta orang, sekarang tinggal 1,7 juta saja. Itu semua karena pembantaian,” teriak Puji, remaja yang baru berusia 14 tahun.
Naskah orasi yang dibuat dan disusunnya sendiri, diakhiri dengan perkataan yang memicu semangat dan disambut gemuruh ratusan siswa di sekolah tersebut. “Muslim Rohingya, lukamu, luka kami juga,” kata Puji berapi-api.
Setelah itu, barulah dua orang guru mengedarkan dua kardus besar bertuliskan ‘Peduli Rohingya’ diedarkan  di puluhan baris siswa yang tengah duduk di hamparan sajadah mereka. Dengan diiringi shalawat dari salah seorang guru, dengan cepat kardus tersebut terisi oleh uang receh, ribuan, bahkan lima puluh ribuan hingga terkumpul senilai jutaan rupiah.
Siti Nurlatifa (14), siswi lainnya mengatakan, dia menyumbang memang karena mengetahui betul penderitaan saudara muslimnya disana. “Sebelumnya, aku mengikuti perkembangan kisah mereka dari tivi dan baca artikel di internet,” aku gadis berkerudung itu.
Dari sanalah, Latifa, panggilan akrabnya merasa terpanggil untuk mengumpulkan uang jajan dan memanfaatkan kesempatan menyumbangnya lewat sekolah. Setelah dihitung, hanya dalam kurun waktu lima menit saja diedarkannya kardus ‘Peduli Rohingya’, uang senilai Rp 1,4 juta lebih berhasil terkumpul.
“Tepatnya Rp 1.418.500 yang berhasil dikumpulkan dari siswa, guru, dan juga para pegawai sekolah ini,” ungap Roni Setiawan, selaku Wakasek Humas MTsN Pagedangan, saat ditemui Satelit News kemarin (2/8) disela-sela aksi kepedulian tersebut.
Ditambahkan Roni, aksi penggalangan dana ‘Peduli Rohingya’ tersebut akan terus digelar hingga menjelang waktu liburan sekolah tiba. Dengan demikian, uang 1,4 juta rupiah tersebut, diharapkan akan terus bertambah selama satu minggu kedepan. “Belum lagi, kami akan menambahnya dengan hasil infak harian siswa, Insya Allah jumlahnya akan membesar dan mudah-mudahan bermanfaat,” ujar Roni. Jumlah dana yang mencapai jutaan rupiah hanya dalam kurun waktu lima menit tersebut, diakui Roni, jumlah terbesar yang pernah didapat hasil dari kumpulan siswanya.
Sebelumnya, sekolah yang rutin mengumpulkan infak harian untuk santunan anak yatim piatu itu, hanya bisa mengumpulkan ratusan ribu saja dalam seharinya. “Paling hanya Rp dua hingga tiga ratus ribu saja dalam seharinya, ini luar biasa kepedulian mereka, kami saja sampai terkejut,” katanya lagi.
Lalu, apa yang membuat ratusan siswa MTsN Pagedangan itu begitu peduli dan mau mengumpulkan uang jajannya secara sukarela? Mulyadi, selaku Kepala Sekolah mengatakan, sehari sebelumnya, sekolah menugaskan siswa mencari artikel diinternet untuk mengenal lebih dekat tragedi yang mengakibatkan ribuan muslim Rohingya mengungsi.
“Kami menugaskan mereka untuk membaca, mencari tahu, dan memahami apa perkara sebenarnya lewat media,” jelas Mulyadi. Setelah itu, ujarnya, siswa akan paham dan tumbuhlah perasaan duka dan peduli atas apa yang menimpa mereka di Myanmar.
Dengan begitu, dewan guru tidak hanya memerintahkan untuk menyisihkan uang jajan mereka begitu saja. Namun, harus mengenal terlebih dahulu untuk apa sebenarnya mereka meyisihkan uang jajan.
“Jika terkumpul semua, rencananya kami akan menyalurkannya lewat Dompet Dhuafa melalui Aksi Cepat Tanggap (ACT) nya,” ungkap Mulyadi. (pramita/jarkasih)